RSS

SHINee - Green Rain (초록비) - OST The Queen's Classroom (여왕의 교실)



Hangeul


시계 소리에 눈을 뜨면 새롭지만 같은 하루

아무 생각 없이 그저

매일 가던 대로 향했지

하지만 저기 내가 가보지 못한
너무 크고 높아 상상조차 못해본 저

벽을 넘어 더 가보고 싶어

*조금 떨리는 맘은 감추고

그냥 네 손만 꼭 잡고 달리고 싶어라

막 쏟아지는 초록비속에 우린 더 싱그러워져

늘 아이 같던 철없기만 했던 내가 더 커버린 건 나를 믿어준

네 눈빛 하나, 한번의 미소

그걸로 충분했다고

바람이 말해주는 얘기 세상은 더 거칠다며
하지만 이대로라면 왠지 괜찮을 것만 같아

내 머릿속에 넘치는 질문들에

누가 답해줄까 한없이 기다리지만 그

답을 찾는 건 나였다는 걸

*조금 떨리는 맘은 감추고

그냥 네 손만 꼭 잡고 달리고 싶어라

막 쏟아지는 초록비속에 우린 더 싱그러워져

늘 아이 같던 철없기만 했던 내가 더 커버린 건 나를 믿어준

네 눈빛 하나, 한번의 미소

그걸로 충분했다고

가던 길이 틀려, 혹은 막혀있어

멈춰 설 때 우린 어떻게 해야 할까

그리고 그 길을 넘어서는 그 순간 어떤 얼굴로 서 있을까


*조금 떨리는 맘은 감추고

그냥 네 손만 꼭 잡고 달리고 싶어라

막 쏟아지는 초록비속에 우린 더 싱그러워져

늘 아이 같던 철없기만 했던 내가 더 커버린 건 나를 믿어준

네 눈빛 하나, 한번의 미소

그걸로 충분했다고

Romanization 
 sigye sorie nuneul tteumyeon saeropjiman gateun haru amu saenggak eopsi geujeo maeil gadeon daero hyanghaetji

hajiman jeogi naega gaboji mothan
neomu keugo nopa sangsangjocha mothaebon jeo
byeogeul neomeo deo gabogo sipeo

*jogeum tteollineun mameun gamchugo
geunyang ne sonman kkok japgo dalligo sipeora
mak ssodajineun chorokbisoge urin deo singgeureowojyeo
neul ai gatdeon cheoleopsgiman haetdeon naega deo keobeorin geon nareul mideojun
ne nunbit hana, hanbeonui miso
geugeollo chungbunhaetdago

barami malhaejuneun yaegi sesangeun deo geochildamyeo
hajiman idaeroramyeon waenji gwaenchanheul geotman gata

nae meorissoge neomchineun jilmundeure
nuga daphaejulkka haneopsi gidarijiman geu
dabeul chajneun geon nayeotdaneun geol

*jogeum tteollineun mameun gamchugo
geunyang ne sonman kkok japgo dalligo sipeora
mak ssodajineun chorokbisoge urin deo singgeureowojyeo
neul ai gatdeon cheoleopsgiman haessdeon naega deo keobeorin geon nareul mideojun
ne nunbit hana, hanbeonui miso
geugeollo chungbunhaetdago

gadeon giri teullyeo, hogeun makhyeoisseo
meomchwo seol ttae urin eotteohge haeya halkka
geurigo geu gireul neomeoseoneun geu sungan eotteon eolgullo seo isseulkka

*jogeum tteollineun mameun gamchugo
geunyang ne sonman kkok japgo dalligo sipeora
mak ssodajineun chorokbisoge urin deo singgeureowojyeo
neul ai gatdeon cheoleopsgiman haessdeon naega deo keobeorin geon nareul mideojun
ne nunbit hana, hanbeonui miso
geugeollo chungbunhaetdago

Indonesian Translate Ketika aku membuka mataku karena suara jam Terasa baru tapi pada hari yang sama
Jadi aku terarah ke tempat yang sama setiap hari tanpa berpikir
Tapi ada tempat yang belum pernah kukunjungi
Sangat besar dan tinggi bahkan aku belum pernah memikirkannya
Tapi aku ingin memanjat tembok itu

Aku ingin menyembunyikan hatiku yang sedikit gugup
Dan ingin memegang tanganmu kuat-kuat, lalu pergi
Kita bertambah segar di dalam hujan hijau yang jatuh
Aku dulunya kekanak-kanakan, belum dewasa
Tapi alasan aku tumbuh adalah karena matamu yang mempercayaiku, senyumanmu
Itu cukup untukku

Angin berkata padaku bahwa dunia ini kasar
Tapi jika semuanya tetap seperti ini, aku pikir tidak apa-apa
Ada banyak pertanyaan yang ada di kepalaku
Siapa yang bisa menjawabnya? Aku menunggu tiada henti
Tapi yang menemukan jawabannya adalah aku sendiri

Aku ingin menyembunyikan hatiku yang sedikit gugup
Dan ingin memegang tanganmu kuat-kuat, lalu pergi
Kita bertambah segar di dalam hujan hijau yang jatuh
Aku dulunya kekanak-kanakan, belum dewasa
Tapi alasan aku tumbuh adalah karena matamu yang mempercayaiku, senyumanmu
Itu cukup untukku
Ketika jalan yang kita ambil salah atau terhalang
Dan kita berhenti, apa yang harus kita lakukan?
Dan ketika kita melewati jalan itu, bagaimanakah ekspresi wajah kita saat itu?

Aku ingin menyembunyikan hatiku yang sedikit gugup
Dan ingin memegang tanganmu kuat-kuat, lalu pergi
Kita bertambah segar di dalam hujan hijau yang jatuh
Aku dulunya kekanak-kanakan, belum dewasa
Tapi alasan aku tumbuh adalah karena matamu yang mempercayaiku, senyumanmu
Itu cukup untukku

Baek Ah Yeon Ingin 'Menikah' Dengan Key SHINee?


Penyanyi muda Baek Ah Yeon mengakui bahwa dirinya adalah seorang Shawol (fans boyband SHINee). Lebih khusus lagi, penyanyi agensi JYP Entertainment itu sangat mengidolakan member Key!
Ah Yeon menjadi bintang tamu program Mnet Beatles Code 2 dan mengakui bahwa dia adalah seorang Shawol bahkan sebelum debut sebagai penyanyi.
Penyanyi berusia 20 tahun ini mengakui, "Aku benar-benar menyukai Key SHINee sebelum aku debut sebagai penyanyi. Aku sangat menyukainya sampai menghadiri jumpa fans SHINee. Saat event itu banyak sekali noona (perempuan lebih tua) fans. Key lalu menulis noona, dan kubilang aku bukan noona lalu dia menggantinya dengan gambar hati,"
MC acara itu berkomentar, "Kau pasti sangat gugup meski sekarang bertemu dengannya. SHINee sering datang ke program ini. Apa yang akan kau lakukan jika kalian duduk berdampingan?" yang membuat Ah Yeon menjadi malu.
Sementara itu, Ah Yeon juga pernah mengakui bahwa jika ikut dalam program We Got Married (WGM), dirinya ingin berpasangan virtual dengan Key, "Tipe pria idealku adalah dia yang memiliki senyum manis. Dan senyum Key sangatlah manis,"

10 MV K-Pop Layak Jadi Cerita Drama



Salah satu hal yang begitu menarik industri entertainment Korea adalah musik K-Pop. Tak heran jika MV-MV musisi K-Pop selalu memiliki raihan jumlah fantastis di kalangan masyarakat.

Bahkan tak jarang beberapa idol K-Pop merilis MV dengan jalinan cerita unik yang membuat fans semakin sering melihat MV mereka. Tak heran jika ada beberapa MV K-Pop yang dibuat dengan jalinan cerita sangat keren sehingga layak menjadi sebuah drama.
Kira-kira apa saja ya? Dan adakah favoritmu di dalam daftar?

Gummy - As A Man
MV milik Gummy ini dibintangi oleh leader boyband SS501 yakni Kim Hyun Joong dan aktris Jyung Ryeo Won (The King of Dramas). MV ini memiliki kisah cinta yang manis dan akan menjadi drama yang begitu lucu. Untuk pemeran drama itu? Sepertinya Hyun Joong dan Ryeo Wonadalah pilihan tepat.

SS501 - Solo Series

Sebetulnya MV milik boyband SS501 ini merupakan serangkaian cerita yang saling terhubung. Dengan kerumitan kasus seperti pembunuhkan, penembakan, kisah cinta sampai penculikan. Dengan drama penuh intrik dan ending kisah cinta penuh air mata siapa yang pas untuk berperan? Bagaimana kalau Lee Byung Heon sebagai pria jahat? Lee Min Hosebagai penculik dan pembunuh, lalu Joo Won sebagai sang kekasih di bagian awal, Yoochun JYJ sebagai pria yang membalas dendam danYoon Eun Hye sebagai aktris utama. Cocok!


B.A.P - One Shot

Dalam MV One Shot, boyband B.A.P seakan meninggalkan kesan ceria dan lucu mereka. Namun semua member menjadi anggota geng yang terjebak dalam kasus penculikan dan pengkhianatan dengan ending cerita yang dramatis. Siapa pemeran cocok untuk drama One Shot? Jika seluruh member B.A.P enggan mencoba akting, mungkin Chansung 2PM bisa menjadi pria yang menyamar dan Seo In Guk sebagai leader grup.


Jeong Seul Gi - Finally In Its Place
MV ini memiliki kisah yang sedih. Pada dasarnya mengenai seorang gadis yang duduk di sebuah ruangan dan bernyanyi sambil menangisi seseorang yang sudah meninggal. Dengan kilasan adegan, MV ini cocok diangkat menjadi melodrama menyedihkan. Sepertinya Kim Ha Neul danCha Seung Won cocok berperan sebagai tokoh utama jika MV ini menjadi drama.

Bom 2NE1 - You And I

MV milik member girlband 2NE1 ini sangatlah manis. Bagaimana seseorang yang menderita penyakit parah, kisah yang manis dan cinta sejati membuat siapapun akan suka jika diangkat menjadi sebuah drama Korea. Hampir mirip dengan kisah film Jepang yang berjudul KOIZORA,Yoo In Na dan Ji Hyun Woo yang cocok dalam drama Queen In Hyun's Man sepertinya pas berperan sebagai tokoh utama.

TVXQ - Before You Go

MV ini memiliki kisah kriminal yang dibalut drama percintaan, persahabatan dan pengkhianatan. Menonton drama ini akan membuatmu teringkat akan film Hong Kong, INFERNAL AFFAIR terutama adegan penembakan di atap gedung. Gong Yoo bisa berperan sebagai aktor utama jika kisah MV ini diangkat ke film/drama. Lalu ada Lee Seun Hyunsebagai teman yang kakinya tertembak, Gong Hyo Jin sebagai sang perempuan dan Kang Ji Hwan sebagai anggota lainnya.


T-ARA - Day By Day/Don't Leave/Sexy Love

Bisa dibilang jika girlband T-Ara memiliki MV menakjubkan dengan kisah dan penggarapan ala film. Salah satu yang bisa menjadi sebuah cerita drama fantasi melodramatis adalah MV Cry Cry/Lovey Dovey yang mengambil setting cerita setelah kiamat. Siapa pemerannya? SepertinyaLim Eun Hye bisa menjadi maknae Dani, lalu saudarinya adalah Lee Honey dan sang penculik jahat adalah Byun Jung Soo

FT. Island - I Hope

Kisah dalam MV milik FT Island ini adalah sebuah band yang bermain di panggung namun akhirnya mengalami perjalanan waktu. Bagaimana mereka menjadi selebritis, ketika jatuh cinta, dan kembali ke masa kini. Ceritanya akan sangat unik jika diangkat menjadi drama. Dan sepertinyaJang Geun Suk serta Yoon Seung Ah bisa menjadi pasangan yang pas.


Yongguk B.A.P ft Yoseob B2ST - I Remember

MV milik leader boyband B.A.P, Yongguk dengan vokalis utama boybandB2ST yakni Yoseob ini sangat simple. Namun benar-benar sedih yang bisa membuat hati tersentuh. Bagaimana seorang pria bersedia melakukan apapun untuk gadis yang dicintainya sampai mengorbankan jiwanya. Sangat drama Korea kan? Sepertinya Kim Tae Hee dan Choi Jin Hyuk cocok berperan.

IU - You and I

MV fantasi milik IU ini berkisah mengenai seorang gadis yang melakukan perjalanan dengan mesin waktu untuk bertemu dengan pacar masa depannya. Jika diangkat menjadi drama, akan menyuguhkan kisah perjuangan cinta yang sangat lucu dan menyentuh. Sepertinya memangIU dan Lee Hyun Woo sangat cocok jika harus kembali berperan sebagai pemeran utama kisah MV ini jika diangkat menjadi drama.

INNOCENT MAN EPISODE 3

Cerita sebelumnya,
Sebelum Ma Roo bertemu Eun Gi di balapan motorbike di episode 2 kemarin, nampaknya Ma Roo sudah mencari tahu tentang Eun Gi.
Sebagian karyawan Taesan grup berdemo, mereka meminta Seo Eun Gi turun. Eun Gi hendak berbicara dengan mereka namun pengacara Park menahannya, melihat emosi mereka takutnya Eun Gi akan menjadi sasaran kemarahan mereka. Tentu saja Eun Gi menolak, ia maju ke depan dan mengatakan kalau datang untuk bernegosiasi. Dan benar saja, Eun Gi menjadi sasaran kemarahan karyawan. Telur mendarat di kepala Eun Gi (jadi ingat Yeo Chi di Salaryman). Eun Gi pun membersihkan lemparan telur yang mendarat di kepalanya di rest room.
Seo Eun Gi...putri tunggal dari pemilik Taesan group, Presdir Seo Jeong Gyu. Direktur Eksekutif Tae San Group sekarang ini. Pewaris utama Taesan group. Sombong, kasar, kritis, dingin dan gila kerja. Tidak memiliki teman ataupun hobi. Tidak ada catatan kunjungan ke department store, bioskop, galeri seni, lapangan golf, salon kecantikan. Sama sekali tidak memiliki hiburan. Satu-satunya kegiatan hiburannya adalah naik motor.


Selesai membersihkan diri, Eun Gi mempersiapkan perlengkapan motorbikenya, Ia mengambil boneka barbie yang nampaknya sangat berharga. Eun Gi membawa boneka itu.

Ma Roo yang tahu hobi Eun Gi naik motor di pegunungan segera menyusulnya, Ma Roo teringat percakapannya dengan Jae Hee saat di kantor polisi di mana Ma Roo dituduh memeras Jae Hee. Begitu Jae Hee beranjak pergi, Ma Roo bertanya dunia seperti apakah yang Jae Hee tinggali saat ini. “Dunia di mana nyonya hidup, itu adalah dunia yang seperti apa? Menjebak orang yang sama sekali tidak bersalah. Menghancurkannya...Membuatnya kehilangan rasionalnya. Dikhianati...”cecar Ma Roo. Polisi yang menginterogasinya memarahi Ma Roo karena saat ditanya malah diam, sekarang malah bicara yang aneh2.
“Jika kujelaskan semuanya, bisakah kau memahaminya? Seberapa menyilaukan? Bagaikan sebuah mimpi yang indah, sehingga nafas terasa sesak. Jika kujelaskan semuanya, bisakah kau membayangkannya?”tanya Jae Hee balik. Ma Roo makin memacu motornya mengingat semua itu.

Hingga akhirnya Ma Roo berhasil mengejar Eun Gi dan terjadilah kecelakaan itu, motor Eun Gi remnya blong dan jatuh ke jurang. Beruntungnya Ma Roo mendengar motor jatuh, ia pun bergegas menuju ke tepi jurang. Ma Roo membantu Eun Gi naik ke atas. Sesampainya di atas Eun Gi tersadar ia kehilangan sesuatu yang berharga. Eun Gi hendak turun ke jurang namun Ma Roo menahannya, sudah susah payah ia menyeret Eun Gi sekarang Eun Gi ingin terjun kembali. Eun Gi melepaskan diri. “Motor itu lebih penting dari nyawamu? Barang seperti itu dapat dibeli lagi.”tanya Ma Roo. Eun Gi menjawab kalau bonekanya ada di sana.
“Bonekaku ada di sana!”teriak Eun Gi. Tapi Ma Roo malah menyeret Eun Gi menjauh dan mengajak Eun Gi ke rumah sakit karena sepertinya otak Eun Gi cedera ringan. Eun Gi menangis keras dan memanggil-manggil ‘ibu’.

“Ada apa di sepeda motor itu?”tanya Ma Roo dan segera menghentikan Eun Gi yang mendekati jurang kembali.  “Biar aku saja yang mengambilnya. Yang kau cari itu boneka, 'kan?”. Eun Gi mengangguk, Ma Roo mengingkat tali pada pohon dan turun ke jurang dengan mengenakan tali tersebut.  Eun Gi mengawasi dari atas, nampak di tengah-tengah tali akan putus karena kena gesekan bebatuan yang tajam. Ma Roo berhasil menjangkau motor Eun Gi dan mengambil boneka yang berada di dalam tas Eun Gi. Ma Roo memperlihatkan boneka itu pada Eun Gi, dan bersiap akan melemparkannya namun tiba2 tali yang melilit tubuh Ma Roo terputus. Ma Roo pun terjatuh ke jurang.




Singkat cerita, Ma Roo pun dilarikan ke rumah sakit dan Eun Gi menunggunya. Dokter datang menemui Eun Gi dan mengatakan kondisi Ma Roo. Dokter memberitahukan kalau luka Ma Roo tak tarlalu parah karena saat jatuh Ma Roo bergelantungan di cabang pohon. Walaupun tulang rusuk dan kakinya patah, waktu penyembuhannya tak akan terlalu lama karena usianya masih muda. 
Dokter pun bertanya apa hubungan Eun Gi dengan Ma Roo. Eun Gi menjawab kalau ia tak mengenalnya

Eun Gi pun menemui Ma Roo, ia mengamati wajah Ma Roo yang tenang tertidur. Eun Gi mencoba mengenalinya, tetiba Ma Roo tersadar Eun Gi segera memberondongnya dengan pertanyaan. “Kau... kenal padaku? Kita pernah bertemu sebelumnya?”tanya Eun Gi. Karena tak mungkin orang yang belum pernah bertemu sebelumnya melakukan sesuatu yang masuk akal (menolong orang yang tak dikenalnya walaupun membahayakan nyawanya sendiri). 
“Jika benar-benar terjadi sesuatu, siapa yang akan kau salahkan?”
“Bagaimana orangtuamu mendidikmu?”tanya Ma Roo menanggapi. “Jika kau memiliki hal yang kau syukuri atau sesali, kau akan menjadi lebih marah, emosi, keras kepala, dan menyalahkan orang lain? Pada saat merasa bersyukur, kau cukup mengucapkan terima kasih. Pada saat bersalah, kau cukup meminta maaf.”cerocos Ma Roo.



“Walaupun kedua orang tuaku hanyalah buruh kasar yang tuna aksara, tapi mereka masih mampu mengajariku tata krama seperti itu.”lanjut Ma Roo. Eun Gi ingin membalasnya namun Ma Roo menghentikannya dengan mengatakan kalau Eun Gi tak memaksanya itu semua dilakukan atas kemauannya sendiri. Jadi mulai saat itu anggap saja mereka tak saling mengenal jadi tak ada pikiran Ma Roo bermaksud menipu Eun Gi  atau mengganggunya. Eun Gi hanya bisa menahan kesal, Ma Roo pun meminta Eun Gi meninggalkan ruangan karena ia butuh ketenangan.


Eun Gi keluar ruangan Ma Roo dengan banyak pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Ia teringat saat Ma Roo menariknya ke atas, menahannya saat akan kembali turun ke jurang dan Ma Roo terjatuh saat mengambilkan boneka berharganya. Eun Gi memandang ke arah kamar Ma Roo. “Kenapa? Kenapa? Kenapa demi aku kau lakukan itu? Karena apa sebenarnya?”tanya Eun Gi penasaran. Sementara di dalam kamar Ma Roo menahan sakitnya.
Jae Hee menemani Eun Suk bermain mandi bola (?). Ia melamun teringat pertengkaran Eun Gi dan ayahnya. Yang mengatakan kalau Eun Gi tak mampu ia masih punya ibunya Eun Suk (Jae Hee) dan Eun Suk. Ternyata Jae Hee menguping pembicaraan mereka di luar pintu, dasar wanita serakah ckckckc #esmosi ~korban nonton hahaha.
Eun Suk memanggil Jae Hee ‘ibu’ dan  menghambur ke pelukan Jae Hee.
“Dia bilang kita adalah ahli warisnya. Dia bilang dia akan memberi kita kesempatan.”ucap Jae Hee senang. Eun Suk yang masih kecil tentu saja tak mengerti ucapan ibunya.
“Memberikan semuanya kepadamu. Sebuah dunia yang untuk membayangkannya saja ibu tidak berani. Jangan sampai dimusuhi...  Jangan sampai diusir dari sana. Jangan sampai direbut oleh siapapun juga. Agar kau bisa memiliki segalanya.”jelas Jae Hee dan kembali memeluk Eun Suk dengan erat. Tak jauh dari sana berdiri pengacara Ahn.
Setelah mendapat telepon dari supir Jo, pengacara Ahn mengajaknya bertemu. Keduanya pun bertemu di sebuah café. Supir Jo tho te point menanyakan keperluan pengacara Anh.
“Pengacara Park menyuruhmu melakukan sesuatu dengan diam-diam, bukan?”tanya pengacara Ahn langsung. Supir Jo berpura-pura tak tahu maksudnya.
“Hubungan antara orang yang memeras nyonya muda waktu itu dengan nyonya muda topiknya sepertinya belum berakhir.” Supir Jo mengatakan sepertinya terjadi kesalahpahaman jika pengacara Ahn mengajaknya bertemu untuk membicarakan masalah tersebut ia pamit undur diri. Pengacara Ahn segera mengiming-iminginya dengan promosi yang bagus, kesempatan itu tak akan ada 2 kali dalam hidupnya dan keputusan ada di tangan supir Jo. Setelah mengatakan itu pengacara Ahn mempersilahkan supir Jo pergi, baru beberapa langkah supir Jo menghentikan langkahnya dan mempertimbangkan tawaran tadi. Ia pun memutuskan di pihak pengacara Ahn.




Supir Jo pun membeberkan hasil investigasinya, kalau orang yang memeras Jae Hee (Ma Roo) dan Jae Hee memiliki hubungan sebelum Jae Hee mengenal presdir.  Berdasarkan berita yang dikonfitmasi oleh tetangga dan orang2 yang tinggal di sekitarnya, keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat, berasal dari daerah yang sama dan memiliki perasaan sayang satu sama lain. Pengacara Ahn bertanya apa pengacara Park tahu tentang hal itu. Nampaknya supir Jo tak berterus terang pada pengacara Park.
Flashback, saat supir Jo melaporkan hasil ivestigasinya pada pengacara Park.
Supir Jo mengatakan kalau ia tak menemukan hubungan apa2 antara Ma Roo dan Jae Hee.
Tapi pengacara Park tak mudah percaya, karena informasi yang ia dengar saat di pesawat keduanya terlihat saling mengenal. Suir Jo beralasan hal itu bisa saja terjadi pada situasi panik berdasarkan informasi yang didapatnya dari pramugari yang memberitahukan masalah itu pada Eun Gi. Pengacara Park pun menyuruhnya menyelidiki Ma Roo lebih jauh. Supir Jo mengiyakan dan memberitahukan kalau Ma Roo keluar dari fakultas kedokteran di tengah jalan dan sekarang bekerja sebagai bartender di sebuah bar. Tidak ada hal menarik lainnya kecuali Ma Roo yang tinggal bersama dongsaeng yang sakit2an.
“Kau punya foto orang tersebut?”tanya pengacara Park, supir Jo pun memberikan foto Ma Roo pada padanya. 
“Ada apa sebenarnya? Pasti bukanlah penipu biasa yang memeras uang sebanyak 1 milyar won.”ucap pengacara Park bertanya-tanya melihat foto Ma Roo tersebut. Flashback End.

Seperti biasa keluarga Seo makan bersama berikut pengacara masing2. Pengacara Ahn dan Park sama2 memperhatikan Jae Hee. Sementara Eun Gi melamun teringat kata2 Ma Roo yang menyuruhnya pergi karena ia butuh ketenangan. Eun Gi melirik papan nama Ma Roo, dan saat ini Eun Gi mencoba mengingatnya ia mencoret-coretnya di notenya. Tetiba ponsel pengacara Ahn berbunyi, ia mendapat telepon dari dokter Kim. Pengacara Ahn pun memberitahukan kalau hasil tes lever Eun Gi sudah keluar dan operasi transplantasi boleh dilakukan. Semuanya memandang Eun Gi  yang hanya diam saja, ia masih berkutat dengan dunianya sendiri. Pengacara Park memanggilnya, Eun Gi pun tersadar. Pengacara Ahn kembali memberitahukan kalau operasi bisa segera dilaksanakan.
“Sedang bicara apa ini sekarang? Apa maksudnya dengan donor yang cocok? Apa yang dimaksud dengan operasi transplantasi?”tanya presdir Seo tak mengerti.Eun Gi menjawab kalau ia tahu penyakit yang diderita ayahnya selain operasi transplantasi, tidak ada jalan lain lagi. Dan cara yang paling efektif mencari donor dari antara anggota keluarga yang ada. (Oh jadinya Eun Gi melakukan tes untuk menjadi donor ginjal bagi ayahnya). Eun Gi pun menyuruh pengacara Ahn menentukan hari operasinya setelah 2 minggu ke depan ia tak ada jadwal penting jadi jika ayahnya ada waktu bisa langsung di atur.
Mendengar semua itu, presdir Seo marah. Ia memaki-maki Eun Gi, dan juga mengingatkan seharusnya pengacara Ahn juga menghentikan tindakan Eun Gi.
“Toh umurku juga sudah tidak panjang lagi. Hanya dikarenakan bisa memperpanjang umur setahun, masa depan Tae San harus menjadi taruhan?”seru presdir Seo.

Eun Gi berusaha menasihati ayahnya, namun presdir Seo bersikeras  membatalkan semua itu.  “Orang yang sampai detik ini masih tidak becus menjaga kesehatan dirinya sendiri, masih mau mengkhawatirkan orang lain?”ujar presdir Seo. Eun Gi menjelaskan kalau tak ada masalah dengan kesehatannya sekarang. Dokter Kim juga sudah memberitahukan kalau setelah operasi transplantasi sama sekali tidak akan ada masalah dengan kesehatannya.
“Apa yang dikatakan oleh ayahmu adalah benar. Dengarkan omongan ayahmu.”sela Jae Hee sok perhatian. “Kesehatan dan semangatmu itu bukan hanya milikmu seorang. Kelangsungan hidup ratusan ribu karyawan Taesan, jika ditambah anggota keluarga mereka menjadi jutaan jiwa orang adalah menjadi tanggung-jawabmu sepenuhnya, Seo Eun Gi.” Jae Hee terus mengatakan kata2 bijak yang sok mempedulikan kesehatan Eun Gi dan masa depan Taesan grup, Eun Gi hanya tersenyum sinis mendengarnya. Setelah itu Jae Hee memberitahukan kalau ia juga sudah menjalani tes donor organ tubuh sebelumnya dan hasilnya ia adalah 
donor yang paling cocok untuk presdir Seo. Presdir Seo dan Eun Gi nampak terkejut.
“Aku juga merasa sangat beruntung. Aku hanyalah seorang yang keberadaannya sama sekali tidak penting. Jika Presdir tidak berada lagi di dunia ini, aku juga tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi. Jangan menggoyahkan masa depan Taesan.”ungkap Jae Hee. Lalu meminta izin agar ia diijinkan menjadi donor untuk presdir Seo. Lalu Jae Hee mengajak melanjutkan makan namun nampaknya Eun Gi sudah tak berselera.



Dalam perjalanan, pengacara Ahn memperhatikan Jae Hee dari kaca spion dalam. Presdir Seo menanyakan persiapan penandatanganan shopping mall di Busan apakah berjalan lancar. Pengacara Ahn mengiyakan. Presdir Seo pun menyuruh mengganti nama kepemilikan mall tersebut menjadi atas nama Jae Hee.
“Hatiku... bukanlah sesuatu yang harganya dapat dikompensasi dengan sebuah shopping mall. Hatiku adalah sesuatu yang sangat berharga, Presdir. Jika kau ingin membalas budi dikarenakan aku bersedia menjadi donor bagimu, tidak akan cukup sekalipun kau berikan Taesan padaku.” Jae Hee menambahkan hal yang dilakukannya sekarang adalah kewajiban seorang istri terhadap suaminya, terhadap keluarganya, dan melakukan apa yang sanggup dia lakukan bagi mereka.
“Aku adalah anggota keluargamu, Presdir. Walaupun keberadaanku sama sekali tidak diakui, sama sekali tidak dihargai...Tapi bagiku, aku merupakan sebuah bagian dari keluarga Presdir, ibu dari anakmu. Meskipun semua orang memandangku rendah, dan menganggapku tidak ada...Tapi perasaanku tidak akan berubah. Tidak akan.” Presdir Seo makin terenyuh dengan kata2 manis Jae Hee apalagi ditambah derai air mata buaya Jae Hee. Presdir Seo pun memutuskan sebelum ia meninggal akan mengumumkan secara resmi kalau Jae Hee adalah istrinya.




Kesal mendengar kabar ayahnya akan mengadakan pesta pernikahan secara resmi dengan Jae Hee, teralihkan manakala Eun Gi melihat boneka barbie yang disayangnya tergeletak di meja.  Ia teringat asal boneka itu.
Flashback;
Saat ibu kandung Eun Gi datang memberikan boneka Barbie tersebut. Boneka mainan yang selalu setia menemani Eun Gi sejak kecil. Boneka itu berhasil disembunyikan saat ayahnya membuang semua mainan yang ada. Eun Gi bersikeras kalau ia tak ingat sama sekali.
“Maaf sekali karena tidak sanggup menjaganya dengan baik. Selalu ada perasaan bersalah terhadapmu.”ucap ibu Eun Gi. Lalu memberikan boneka itu pada Eun Gi seraya mengatakan Eun  Gi cukup seperti boneka itu memakai pakaian dan sepatu yang bagus dan bertemu pria yang menyayanginya seperti gadis seumuran Eun Gi. Ibu Eun Gi, ingin Eun Gi hidup seperti itu lalu menanyakan apakah Eun Gi mau ikut dengannya meninggalkan rumah yang semakin lama ditinggali bisa membuat mereka mati sesak nafas.
“Sekalipun aku harus mati karena sesak nafas, aku harus mati di sini…Mati di tempatku. Aku mau tetap tinggal di sini”jawab Eun Gi penuh tekad. Hidup seperti yang ibunya bilang seperti boneka tersebut memakai pakaian dan sepatu bagus. Eun Gi melempar boneka barbienya.
“Aku akan tinggal di sini dan menang. Aku harus menang, kemudian menginjak mereka satu persatu di bawah telapak kakiku. Aku tidak akan menjalani hidup seperti ibu. Melarikan diri, menghindar, dan menyerah.Seperti seorang pecundang. Aku Seo Eun Gi, tidak akan pernah menjalani hidup seperti itu.”
Flashback End.


Sekretaris wanita Eun Gi masuk, Eun Gi pun bertanya darimana ia mendapatkan bonekanya?. Sekretarisnya mengatakan kalau boneka itu diantar Kang Ma Roo, ia baru saja dari rumah sakit dan Ma Roo memintanya memberikan boneka itu pada Eun Gi. Sang sekretaris juga mengatakan kalau hadiah yang Eun Gi berikan dikembalikan semuanya. Eun Gi pun melihat bingkisan yang ada di atas mejanya, sepertinya jam tangan :D.

Eun Gi pun membawa sendiri bingkisan tadi ke rumah sakit. Namun sayang Ma Roo sudah tak ada di sana. Eun Gi pun menanyakan alamat Ma Roo.

Ternyata Ma Roo sudah dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Tetiba ia mendapat sms dari Cho Ko kalau ia pergi menemui ibu kandungnya dan berencana akan tinggal bersama ibunya. Jadi Ma Roo tak perlu mengkhawatirkannya dan juga melakukan hal jahat untuk membiayai pengobatannya lagi. Ma Roo berusaha menelepon namun ponsel Cho Ko tak aktif.

Terlihat Jae Hee hendak mengujungi rumah Ma Roo namun seseorang menghentikannya. Sontak Jae Hee kaget,dan ternyata orang yang memanggilnya pengacara Ahn.



Sesampainya di depan rumah, Ma Roo membuka masker wanita yang tertidur di samping Jae Gil.  Wanita itu pacar Jae Gil yang tak lain adalah Yoo Ra.  Yoo Ra bertanya siapa Ma Roo, Ma Roo balik bertanya siapa Yoo Ra. Yoo Ra pun membangunkan Jae Gil yang sedang maskeran. Jae Gil yang bangkit langsung menanyakan kemana saja Ma Roo beberapa hari ini ditelepon tidak diangkat bahkan sampai mengirim sms saja tak sempat, Ma Roo tak menjawab ia malah balik bertanya apa Jae Gil tak kepanasan lalu masuk ke dalam rumah.
“Dia ganteng sekali.”puji Yoo Ra begitu Ma Roo masuk ke dalam rumah. Jae Gil pun mengatakan kalau semua itu berkat operasi plastik.
“Oppa, serius itu semua hasil operasi plastik?”tanya Yoo Ra tak percaya.
“Semua giginya dicabut dan diganti dengan gigi palsu. Sampai-sampai tulangnya pun di rekonstruksi.”jawab  Jae Gil, Yoo Ra pun menanyakan wajah asli Ma Roo seperti apa. Jae Gil pun memperlihatkan wajah asli Ma Roo dengan memperagakannya.




Di kamarnya Ma Roo mengganti pakaiannya, terlihat punggungnya masih terperban. Melihat foto kebersamaannya bersama Cho Ko, ia kembali menelepon ponsel Cho Ko namun masih tak aktif.

Yoo Ra bertanya benarkah Jae Gil tak operasi plastik sama sekali.
“Apa lagi yang harus dioperasi? Semua orang bilang kalau wajahku sudah ganteng dari sananya.”jawab Jae Gil. Lalu balik bertanya bagaimana dengan Yoo Ra. Yoo Ra dengan gugup mengatakan tidak. Ia cantik alami berdandan sedikit daja sudah seperti bintang film, pakai BB cream saja tidak. Ma Roo begitu tak peduli dengan tingkah keduanya ini, ia beranjak keluar rumah. Jae Gil pun memastikan menyetuh wajah Yoo Ra namun ia merasakan pelembab menempel di wajahnya hahaha.




“Sudah jelas kukatakan kejadian itu bukan kesalahanmu. Tindakan itu sepenuhnya adalah pilihanku, dan aku yang seharusnya menanggung semuanya. Jadi sama sekali tidak ada alasan bagi kita untuk memiliki hubungan apapun.”
“Itu kan menurutmu. Menurut pandanganku tidak seperti itu.  Aku bukan tipe orang yang suka berhutang budi.”elak Eun Gi.
“Kau tidak berhutang budi kepadaku.”ucap Ma Roo lalu mendekat ke arah Eun Gi yang membuat Eun Gi salting padahal Ma Roo hanya mau mengatakan lunas hahaha. Ma Roo pun melangkah pergi.

Begitu masuk mobil, ponsel Ma Roo berbunyi ia mendapat telepon dari Cho Ko.
Cho Ko menceritakan kondisinya yang malang bertemu dengan ibunya yang terpisah selama 20 tahun namun keadaannya tak seperti yang diharapkan. Ternyata ayah tiri Cho Ko orangnya kasar dan suka berjudi. Sekarang ia mengamuk mencari uang untuk berjudi. Cho Ko pun menegaskan kalau ia telah melaporkan ayah tirinya atas tuduhan perjudian dan tindakan kekerasan. Ayahnya marah, Cho Ko pun berteriak. Mendengar teriakan Cho Ko, Ma Roo nampak khawatir ia segera menelepon balik Cho Ko namun sayang ponselnya kembali tak aktif.



Ma Roo hendak bergegas menyalakan mobilnya namun Eun Gi masuk ke dalam mobil.
“Tingkah laku yang seperti itu tadi diajarkan oleh orang tuamu? Memotong pembicaraan orang dan tidak membiarkan orang menyelesaikan omongannya. Kau hanya menilai, menafsirkan, dan menghakimi seenak hatimu.”maki Eun Gi, Ma Roo pun menyuruh Eun Gi keluar. Namun Eun Gi menolak karena ia belum selesai menjelaskan semuanya. Ma Roo mengatakan kalau saat ini ia sedang ada kepentingan lain dan terburu-buru. Eun Gi pun menyuruh Ma Roo jalan kalau terburu-buru karena mereka bisa jalan sambil bicara. Eun Gi terus mengumpat, seraya membenarkan seatbeltnya. Ma Roo pun memacu  mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“Kau sama sekali tidak bisa menakutiku.”ujar Eun Gi melihat tingkah Ma Roo mengemudi yang belok sana-sini dengan kecepatan tinggi. Ma Roo menyuruh Eun Gi turun di persimpan depan, namun Eun Gi menegaskan kalau ia belum selesai menjelaskan maksud kedatangannya. Ma Roo memberitahukan kalau kemungkinan ia tidak keburu kembali ke Seoul. “Ancaman seperti ini, sama sekali tidak menggentarkanku. Terdengar seperti gertakan sambal.” Namun Eun Gi sempat kaget juga melihat mereka menuju luar kota Seoul. Ma Roo mengingatkan sebelum sampai tujuan ia tak akan berhenti sama sekali jadi kalau Eun Gi mau turun lebih baik turun sekarang.
“Kita bisa berbincang-bincang sebelum kita sampai ke tempat tujuan.”jawab Eun Gi, lalu menyerahkan bingkisan yang dibawanya pada Ma Roo. Namun Ma Roo mengembalikannya dan bertanya apa Eun Gi tak tahu kalau ia menolak.
“Tahu.”jawab Eun Gi setengah kesal karena hadiahnya dikembalikan lagi hahaha. Dan bertanya kenapa Ma Roo menolaknya karena dari tampangnya Ma Roo tak terlihat  seperti seorang malaikat. Bagaimana pun juga demi dirinya Ma Roo hampir kehilangan nyawanya, jadi ia harus member Ma Roo sedikit kompensasi.


Eun Gi bertanya apa Ma Roo ingin uang tunai, namun Ma Roo hanya diam saja. Eun Gi kesal melihatnya perkataannya tak digubris. “Jika yang kuinginkan adalah barang lain bagaimana? Yang kumau bukan jam tangan itu.”jawab Ma Roo tiba2 menanggapi. Ma Roo bertanya apa yang akan Eun Gi lalukan jika yang diinginkannya orang seperti Eun Gi yang mampu membeli ratusan jam tangan tersebut. Eun Gi hanya menahan tawa mendengarnya.
“Sekarang ini aku...ingin sekali mendaki sebuah gunung yang tinggi dan aku benar-benar membutuhkan sebuah tangga. Kau, sanggupkah menjadi tangga itu bagiku? Jika aku membulatkan tekad untuk mendapatkanmu, apa yang akan kau lakukan?”tanya Ma Roo dengan nada serius.
“Kau butuh ke rumah sakit sekali lagi? Jatuh dari gunung, yang terluka bukan tulang rusuk tapi sepertinya malah kepalamu.”jawab Eun Gi.
“Sekalipun kau tidak berkata demikian, aku sudah berencana untuk melakukannya. Setelah kecelakaan, penilaianku terhadap wanita sepertinya makin memburuk. Tadi begitu melihatmu, hatiku sedikit berkecamuk.”kata Ma Roo dengan pandangan lurus ke depan. Ma Roo menambahkan sebelum kecelakaan terjadi Eun Gi bukanlah tipe wanita yang menjadi seleranya. Eun Gi meminta Ma Roo menghentikan mobilnya, Ma Roo mengingatkan bukankah tadi ia sudah mengatakan sebelum sampai di tempat tujuan ia tak akan berhenti.

“Jangan menatapku dengan pandangan yang seolah-olah ingin membunuhku.”ucap Ma Roo yang melihat tatapan tajam Eun Gi. “Setelah kecelakaan, tipe wanita idealku juga sudah berubah. Berubah menjadi tipe wanita kasar, temperamen, dengan tatapan mata yang menakutkan.”lanjut Ma Roo ngegombal hahaha, ini kebawa dari karakter Yong Ha kayaknya wkwkkw. Eun Gi hanya bisa menahan kesal dan menanyakan berapa lama lagi perjalanan mereka. Ma Roo tak menjawab ia hanya terus memacu mobilnya sedangkan Eun Gi menatapnya tajam sekaligus kesal.

Keduanya sampai di rumah makan pinggir pantai malam. Sebelum turun Ma Roo memberitahukan kalau Eun Gi terus berjalan selama 10 menit akan ada bus dan taksi menuju Seoul. “Sampai ketemu lain kali. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkanmu.
Jadi sebaiknya kau siap-siap lahir batin.”pesan Ma Roo lalu keluar mobil. Ma Roo berjalan menuju rumah makan, ia memperhatikan ibu pemilik rumah makan itu membersihkan meja bekas tamu.

Eun Gi pun memutuskan keluar menyusul Ma Roo. Tak selang beberapa lama suami ibu tadi datang marah2  menendang meja mencari Cho Ko. Langkah Eun Gi terhenti melihat kejadian itu. Suami ibu Cho Ko marah karena gara2 laporan Cho Ko ia dibawa ke kantor polisi. Istrinya beralasan itu dilakukan Cho Ko karena tak tega ibunya dipukuli. Suaminya yang kadung kesal kembali memukuli dan menampari istrinya. Ma Roo segera menghentikannya begitu suaminya akan memukulkan kursi ke ibu Cho Ko. Ma Roo hendak menolong ibu Cho Ko namun suami ibu Cho Ko akan menampar Ma Roo. Ma Roo menahannya dan menyuruh paman itu menghentikannya. Ma Roo berusaha menolong ibu Cho Ko bangkit, namun paman tadi menghajarnya. Melihat ibu Cho Ko kembali dipukuli Ma Roo pun menghajar paman tersebut. Tapi malang bagi Ma Roo, melihat suaminya dipukuli ibu Cho Ko malah memukul punggung Ma Roo yang terluka dengan gagang sapu T.T. Ma Roo kesakitan, Eun Gi hendak menolong namun terhenti ketika Cho Ko datang menghentikan semua itu. Cho Ko menyuruhnya ibunya berhenti karena ia memukuli oppa-nya.

Ma Roo menyendiri di tepi pantai, Eun Gi menghampirinya.  “Tidak mau diperiksa ke rumah sakit?”kata Eun Gi menawarkan.  “Cukup banyak juga insiden tidak terduga yang terjadi pada dirimu. Tulang rusukmu yang patah seharusnya belum sembuh secara keseluruhan.”
“Masih tidak mau pergi?”tanya Ma Roo.
“Melihatmu berkelahi seperti itu, sepertinya keren sekali. Dua lawan satu.”

Di lain tempat Cho Ko berbicara dengan ibunya. “Jika bukan karena oppaku, kau sudah mati dipukuli oleh berandal itu, ajumma.”
“Orang itu hanya gede bacot saja. Pukulannya sama sekali tidak membahayakan.”elak ibu Cho Ko. Pukulan suaminya hanya memar tapi sebenarnya tidak sakit.
Ibu Cho Ko menyiapkan makanan untuk Cho Ko, namun Cho Ko tak mau makan. Melihat sikap Cho Ko ibunya pun membawa Cho Ko mencari Ma Roo.

Ibu Cho Ko menyuruh Ma Roo membawa Cho Ko pergi. Tapi Cho Ko menolak.
“Sudah kubilang mulai sekarang aku mau tinggal di sini saja. Dulu oppa, demi aku harus menjalani hari-harinya dengan berat.”tolak Cho Ko.
“Benar tidak keberatan? Tidak keberatan Cho Ko kubawa pergi?”tanya Ma Roo.
Tapi Cho Ko bersikeras menolak. “Setelah 20 tahun lebih menelantarkan, sudah saatnya kau menunjukkan rasa tanggung-jawabmu terhadapku.”ujar Cho Ko pada ibunya. “Hampir tiap hari sakit dan pingsan, aku menghabiskan hampir semua uang oppa-ku. Mulai sekarang ibu-lah yang harus bertanggung-jawab terhadapku.” Ibunya menegaskan kalau ia tak yakin sanggup menjaga Cho Ko, jika ia harus memilih antara Cho Ko atau suaminya ia pasti memilih suaminya. “Aku bisa mati kalau dia tidak ada. Seberapa bencinya aku padanya, dia adalah orang yang telah hidup bersamaku lebih dari 20 tahun lamanya.” Cho Ko hanya bisa terperangah mendengar semua itu.

Aku menyesal berbicara seperti ini. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu. Dua puluh tahun yang lalu, bayi yang matanya masih tertutup rapat kupercayakan kepada oppamu. Pada saat aku meninggalkanmu aku sudah bertekad bulat untuk melupakanmu. Ini adalah kenyataan.” Tak ingin adiknya terluka mendengar kaat2 ibunya, Ma Roo segera menyuruh Cho Ko membereskan barangnya dan pergi bersamanya. Eun Gi ikut mendengarkan kemelut keluarga Ma Roo dengan membelakangi mereka, nampaknya Eun Gi ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Cho Ko. Tapi Cho Ko masih tak percaya ibunya seperti itu.
“Makanya kusuruh kau ikut dan tinggal bersama oppa-mu. Dia toh bukan orang lain. Kalian ini adalah saudara lain ibu tapi satu ayah. Kau sudah merawatnya lebih dari 20 tahun lamanya. Sudah seharusnya kau bertanggung-jawab hingga akhir.”cerocos ibu Cho Ko. Ma Roo pun kembali menyuruh Cho Ko segera membereskan barangnya. Cho Ko dengan menahan sedih beranjak pergi.

“Jika kelak Cho Ko akan menikah, jangan lupa memberitahukan pesta pernikahannya padaku.”pinta ibu Cho Ko.
“Kau tidak akan kuberitahu. Tidak akan!”jawab Ma Roo dingin. Ibu Cho Ko pun paham ia melangkah pergi dengan menahan tangis. Sebenarnya ibunya itu sayang sama Cho Ko tapi suaminya suka menganiaya orang jadi takutnya kalau Cho Ko bersamanya ia akan menderita. Eun Gi yang sedari tadi mendengar semuanya hanya bisa memandang iba pada Ma Roo.

Dengan langkah sedih Cho Ko membawa kopernya ke mobil. Ma Roo membantunya memasukkannya ke dalam bagasi dan membukakan pintu untuk Cho Ko. Begitu di dalam mobil Cho Ko kaget melihat wanita ada di kursi depan. Cho Ko bertanya siapa dia. Ma Roo menjawab hanya seorang kenalan. “Annyeong haseyo”sapa Cho Ko, Eun Gi mengangguk.
“Atau, ini adalah ini pacar oppa?”tebak Cho Ko.
“Bukan pacar, hanyalah kenalan biasa.”jawab Ma Roo. Ma Roo menyuruh mereka memakai sabuk pengaman,sakit terkejutnya  melihat kejadian tadi Eun Gi hanya diam saja. Ma Roo pun memakaikanseatbelt Eun Gi lalu memacu mobilnya menuju Seoul.

Di dalam perjalanan, sekeras apapun Cho Ko menahan tangis akhirnya tumpah juga. Ia berusaha menutupinya agar tak terdengar, Eun Gi hanya menoleh. Tetiba Ma Roo mengulurkan tissue, Eun Gi terkejut melihatnya karena sedari tadi Ma Roo hanya diam saja. Tahu Cho Ko berusaha menahan tangis, Ma Roo pun mengencangkan volume suara lagu di mobil. Alhasil Cho Ko menangis sekencang-kencangnya, nampaknya Eun Gi terenyuh dengan perhatian Ma Roo ini. Me too, ingin punya kakak seperti Joong Ki eh Ma Roo hahaha.

Sementara itu Jae Hee berkunjung ke rumah pengacara Ahn dengan membawa sebotol wine. “Tidak ada pertanyaan yang ingin kau tanyakan?”tanya Jae Hee to the point. Melihat pengacara Ahn hanya diam saja, Jae Hee menebak pengacara Ahn sudah tahu semuanya. Jae Hee pun mengajaknya minum bersama karena ia tahu pengacara Ahn menyukai red wine.
Sembari minum, Jae Hee menceritakan kehidupannya dulu. “Aku dulu pernah tinggal di tempat itu lebih dari 25 tahun lamanya. Ibuku adalah seorang pelacur. Identitas ayahku tidak jelas. Oppa-ku adalah seorang penjudi dan preman. Oppa dan ibuku, begitu ada kesempatan selalu ingin menjualku ke klub malam...demi uang.”kata Jae Hee memulai ceritanya.  Walaupun ia tak tahu hidup bisa sepahit aa, dari bagian terkumuh dari kawasan kumuh itu, selama 25 tahun lamanya ia melewati hidupnya bagaikan seekor kecoak di dalam selokan. Tapi Ma Roo lah yang memberinya kekuatan untuk bertahan hidup.
“Pengacara Ahn seharusnya sudah tahu dengan jelas semuanya. Lelaki yang pada suatu masa dalam hidupku pernah kucintai dengan segenap jiwaku,Kang Ma Roo”ungkap Jae Hee, diiringi dengan background Ma Roo terus mengendarai mobilnya menuju Seoul mengantar Cho Ko dan Eun Gi. Cho Ko pulas tertidur.
Bagiku, Ma Ru...bagaikan sebuah rumah. Setiap saat lampunya akan selalu nyala. Sebuah rumah di mana kutemukan adanya cahaya dan kehangatan. Dia bagaikan sebuah rumah yang melindungi seorang Han Jae Hee dari segala hal menakutkan yang terjadi dalam hidup.”

Apapun yang Jae Hee perbuat Ma Roo selalu percaya padanya dan Ma Roolah satu-satunya orang di dunia ini yang selalu berada di sisinya tapi ia malah mengkhianatinya.
“Dulu, aku pernah membunuh seseorang. Ma Roo jugalah yang telah menggantikanku menjalani hukuman. Karena itu jugalah, seluruh masa depan dia menjadi hancur. Tapi...aku demi untuk bisa bertahan hidup, tidak ragu-ragu memancung kepalanya.”ungkap Jae Hee. Semua itu ia lakukan agar bisa menikmati hidup yang dipenuhi dengan kemewahan dan barang2 mahal. “Semua kemewahan ini, layaknya sebuah mimpi. Setiap hari, lebih dari sepuluh kali aku harus mencubit lenganku. Aku ingin selamanya berada di sini. Jika semua ini hanyalah mimpi belaka, aku tidak ingin terbangun sekalipun aku harus mati.”lanjut Jae Hee lalu meminta pengacara Ahn menolangnya.

Di rumahnya presdir Seo terbangun karena mimpi buruk dan melihat Jae Hee tak di sampingnya. Nampak presdir Seo merasakan sakit di dadanya.

umah Eun Gi bersamaan dengan pengacara Ahn yang mengantar Jae Hee. Pengacara Ahn memapah Jae Hee, ia menawarkan membelikan Jae Hee obat. Namun Jae Hee menolaknya karena ia tidak mabuk lalu menyuruh pengacara Ahn pulang.
“Kau percaya padaku? Kenapa kau mempercayaiku?”tanya pengacara Ahn yang menghentikan langkah Jae Hee. “Aku telah bekerja pada Presdir lebih dari 25 tahun lamanya. Bagiku, Presdir itu bagaikan dewa penolongku. Lebih mempercayaiku dibandingkan keluargaku sendiri. Apa yang baru kau ceritakan padaku, jika kuteruskan kepada Presdir…”
“Tidak akan kau teruskan padanya, bukan?”tebak Jae Hee. Pengacara Ahn bertanya kenapa Jae Hee bisa berpikir seperti itu.
“Karena kau menyukaiku. Sudah dari dulu kau menyukaiku. Kau lebih dulu menyukaiku dibandingkan Presdir.”jawab Jae Hee penuh percaya diri lalu mencium pengacara Ahn dan semua itu di depan mata Ma Roo langsung hahaha.
Jae Hee mempersilahkan pengacara Ahn memberitahukan itu semua pada presdir Seo. Pengacara Ahn tak menjawab ia malah pulang.
Melihat semua itu, Ma Roo hanya bisa menahan amarah. Ia segera keluar dari mobil begitu pengacara Ahn pergi dan langkah Jae Hee terhenti mendengar suara pintu mobil tertutup. Jae Hee terbelalak melihat orang itu Ma Roo. Ma Roo hanya diam saja, ia membukakan pintu untuk Eun Gi dan menyuruhnya turun.
“Aku tertidur? Aneh sekali. Seo Eun Gi bisa jatuh ketiduran begitu saja di mobil orang.”guman Eun Gi tak percaya. Jae Hee makin kaget melihat yang turun dari mobil Eun Gi, ekspresinya itu lho hahaha.

un Gi mengucapkan terima kasih. “Salam seperti itu, sudah cukup bukan?”tanyanya. Ma Roo menjawabnya dengan pamit pergi. Tiba-tiba Eun Gi mengajak Ma Roo bertemu lagi kapan2. Ma Roo menghentikan langkahnya, Jae Hee syok berat hahaha.
“Mendadak aku merasa penasaran terhadapmu. Mari kita ketemuan lagi. Besok juga, lusa juga.”ujar Eun Gi, Ma Roo hanya tersenyum mendengarnya.

                                                                    ===Bersambung===




[MV] SHINee(샤이니) - 초록비 (Green Rain) [ENG_SUBS+ LYRICS HAN|ROM] + MP3 DL



^^ my favorite song

Episode 2 INNOCENT MAN

Melihat Eun Gi malah batuk darah, Jae Hee mencoba menghentikan Ma Roo yang mencoba kembali memberi pertolongan pertama pada Eun Gi. Jae Hee juga mengatai kalau Ma Roo bukan seorang dokter. Ma Roo tak menggubrisnya, ia keukeuh menyuntik dada Eun Gi . Sekiranya darah yang terambil cukup, Ma Roo menghentikannya dan mengecek nadi Eun Gi. Tekanan darahnya mulai berangsur-angsur normal. Ma Roo lega, ia pun memberitahukan kalau tekanan darah dan detak jantung pasien mulai kembali normal. Jae Hee ikut lega mendengarnya, seorang pramugari juga menambahkan kalau kondisi Eun Gi terlihat membaik. Ma Roo juga menambahkan kalau mereka harus mengawasi pasien secara extra dan memantau tekanan darah dan detak jantungnya. Terdengar pengumuman kalau mereka akan mendarat 10menit lagi. Ma Roo bertanya apakah tim medis sedang menunggu di bandara, pramugari tadi mengiyakan. Ma Roo memberitahu kalau pasien mungkin bisa bertahan 10 menit lagi, lalu membersihkan bekas suntikan di dada Eun Gi dan memplesternya. Setelah itu Ma Roo pamit pergi karena tugasnya sudah selesai, pramugari tadi mengucapkan terima kasih. Jae Hee yang tersadar beranjak bangkit ingin mengatakan sesuatu namun ditahannya.


Ma Roo yang kembali ke kursi penumpang terhuyung menahan beban syok beratnya dan mungkin juga amarah.

Sesampainya di bandara, Eun Gi segera dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans ditemani Jae Hee. Dokter yang bersama mereka memuji dokter yang sebelumnya menangani Eun Gi karena memberinya pertolongan pertama yang baik pada saat situasi darurat. Jae Hee hanya terdiam ia nampak memikirkan sesuatu, entah rasa penyesalan atau bersalah?.


Sementara itu Ma Roo pulang bersama Jae Gil, Ma Roo menyetir sedangkan Jae Gil duduk di kursi belakang #udah kayak supir aja ni Ma Roo hahaha.
Jae Gil menebak kalau tadi ada Jae Hee untuk memecah keheningan, karena ia khawatir dengan apa yang terjadi jadi ia mengintip ke kelas bisnis jadi ia tahu.
“Lihat, aku benar kan? Ada rumor kalau Jae Hee menikah dengan Presiden Grup Taesan. Hanya kamu yang tidak mempercayainya! Ketika aku memberitaumu tentang berita ini, kamu mencoba menghajarku sampai menjadi bubur.”cerocos Jae Gil tanpa tahu mood sahabat di depannya. Jae Gil tahu kalau sesuatu terjadi saat itu, terbukti dengan saat Ma Roo dipenjara 6 tahun lalu Jae Hee mengunjunginya setiap waktu lalu menjadi sebulan sekali dan 2 bulan sekali.
“Aku tahu sejak itu. Dia telah pergi, wanita yang kau cintai. Pergi begitu saja.”tambah Jae Gil, ini mah Jae Gil bagai memberi garam di luka ckck.

Jae Gil mendekat ke arah Ma Roo dan menanyakan kenapa Ma Roo membunuh orang itu karena yang ia tahu Ma Roo ingin menjadi dokter untuk menyelamatkan orang. “Meskipun, kadang-kadang, amarahmu sangat tinggi. Tapi kamu pasti bukanlah orang yang ingin membunuh seseorang. Rasanya kau pasti punya alasan tersendiri.” Jae Gil terus saja nyerocos tanpa lihat sikon, ia yakin ada sesuatu yang memaksa Ma Roo untuk membunuhnya. Jae Gil menanyakan apa yang terjadi pada Jae Hee pada hari itu karena dari yang ia dengar dari Cho Ko, Ma Roo pergi menemui Jae Hee saat itu walaupun Cho Ko sedang sakit. Ma Roo habis kesabarannya, ia menghentikan mobilnya mendadak hingga Jae Gil syok.
“Apa aku sopirmu, brengsek? kenapa kau selalu duduk di belakang?!”seru Ma Roo kesal, Jae Gil beralasan kalau ia dibesarkan dengan dimanjakan dan berseru kalau ia akan duduk di depan.
“Kau harusnya bilang saja. Kenapa marah-marah?”keluh Jae Gil, saat Jae Gil keluar dari mobil Ma Roo juga sama. Tapi Ma Roo terus berjalan menjauh, Jae Gil memanggil-manggilnya karena ia tak bisa menyetir. Tapi Ma Roo tak menggubrisnya ia terus melangkahkan kakinya.


Flashback, saat Ma Roo masih kecil dan Cho Ko berumur 4 tahun-an.
Ma Roo sedang mencuci baju seraya menasihati adiknya agar tak mengompol, jika ingin pipis Cho Ko harus bilang padanya. Cho Ko malah asyik menikmati coklatnya.
“Apa kamu tidak malu sebagai seorang agasshi”ledek Ma Roo. Tiba2 datang seorang noona dengan luka2 yang berlari dari kejaran seseorang. Noona itu meminta dibiarkan sembunyi. Ma Roo menujuk ke dalam rumahnya. Noona itu bergegas masuk, tak selang beberapa menit kemudian datang lelaki paruh baya menanyakan apakah Ma Roo melihat perempuan lari ke sana. Ma Roo mengatakan tidak, lelaki itu pun pergi.


Ma Roo masuk ke dalam rumah dan mengatakan pada noona tadi kalau orang yang mencarinya sudah pergi. Noona itu nampak lega, melihat luka di sekujur tubuh noona itu Ma Roo mengambil perlengkapan P3Knya dan mengobat noona itu. “Mimpiku adalah menjadi seorang dokter. Namaku Ma Roo. Kang Ma Roo.”ucap Ma Roo seraya mengobati luka2 noona tadi.
“Aku Jae Hee. Han Jae Hee.”jawab noona tadi memperkenalkan diri, noona tadi ternyata Jae Hee kecil.
 “Aku tahu. Noona yang paling cantik di lingkungan kami.” Keduanya pun tersenyum, inilah awal pertemuan Ma Roo dan Jae Hee.
Flashback end.

Ma Roo kembali teringat saat ia dan Jae Hee duduk di bangku kuliah.
Ma Roo dan Jae Hee belajar di halaman kampus. Jae Hee mengucapkan selamat pada Ma Roo karena ia rangking satu lagi. Lain dengan Ma Roo, Jae Hee merasa ia akan gagal. “Bagaimana bisa ujian reporter lebih susah dari ujian jaksa?”keluhnya.
Melihat Ma Roo hanya diam saja, Jae Hee bertanya apa maknae anak perempuan dari hotel bintang 5 masih mencintai dan mengejarnya. Ma Roo mengiyakan.
“Kenapa kamu tidak menerimanya? Jika kamu mengambil kesempatan ini untuk bersamanya, hidupmu akan benar-benar 'game out' (tidak perlu kerja). Pasti dia jelek ya?”tanya Jae Hee. Ma Roo menjawab ia cantik, Jae Hee bertanya lalu kenapa Ma Roo menolaknya.


“Apa ini karena harga dirimu? Meskipun latar belakangmu dan dia sangat jauh berbeda, tapi di mana lagi dia dapat menemukan pria sepertimu (ganteng, pinter)? Kamu sekolah di universitas terbaik di negeri ini, fakultas kedokteran, dengan nilai terbaik. Punya kepribadian yang baik dan membuat para wanita pingsan. Dan di masa depan kamu akan menjadi dokter yang hebat. Perempuan itu akan sangat beruntung dengan menangkap pria sepertimu.”ungkap Jae Hee panjang lebar. Ma Roo yang sedari tadi sibuk membolak-balik buku untuk mencatatnya menimpali, ”tangkapan itu. Tidak bisakah noona menangkap pria itu? Secara pribadi, aku berharap noona akan menangkapnya.” Jae Hee tersenyum bahagia mendengarnya.
“Jika tidak, ya sudah lupakanlah.”lanjut Ma Roo yang tak mendapat jawaban. Jae Hee segera mengatakan kalau ia bisa. “Pria harus menjaga kata-kata mereka. Kamu tidak bisa mengambilnya lagi. Jika kamu menghianatiku, kamu akan dihukum oleh Tuhan.” Lalu Jae Hee rebahan bersandar punggung Ma Roo.
“Sekarang kamu milikku.”tegas Jae Hee, Ma Roo tersenyum mendengarnya.

Ma Roo terus melangkahkan kakinya bayang2 kedekatannya dengan Jae Hee kembali hadir. Ma Roo melihat bayang2 dirinya dan Jae Hee saat makan bersama dengan bahagia di pinggir jalam (kalau di kita mah kaki lima :D).
Berhentilah. Cukup sudah. Kita tidak bisa kembali seperti dulu. Apa yang bisa kita lakukan? Perasaan telah berubah. Tidak ada yang bisa aku lakukan? Sekarang. Aku juga, bukanlah seperti Kang Ma Roo yang dulu.” Ma Roo melihat bayang2 dirinya dan Jae Hee pergi dengan bahagia.
Berakhir. Mulai dari sekarang...Berakhir.”batin Ma Roo penuh tekad lalu meneteskan air mata.

Pengacara Park mengunjungi Eun Gi sembari membawakan makanan. Namun sesampainya di ruangan ia melihat Eun Gi makan dengan lahap ayam goreng seraya membaca laporan. Setelah beberapa kali dipanggil, akhirnya Eun Gi ngeh kalau di sampingnya berdiri pengacara Park.
“Apa Anda boleh makan makanan seperti ini? Anda harusnya makan bubur?”kata pengacara Park, bukannya menjawab Eun Gi malah memaki para pegawai yang membuat laporan yang sedang dibacanya.
“Orang yang menolongku di pesawat. Aku dengar dia bukan seorang dokter.”
“Itu yang aku dengar.”jawab pengacara Park.
“Jadi dia (Jae Hee) berani meletakkan hidupku ditangan yang bukan seorang dokter...Bagaimana bisa dia membuat keputusan seperti itu..”maki Eun Gi tiba2 ia merasakan sakit di dadanya, pengacara Park nampak khawatir. “Apa kamu tahu, kamu bisa saja hampir mati karena dokter palsu itu?”, pengacara Park mengatakan bagaimanapun juga, Eun Gi harus berterimakasih karena dokter itu ia masih hidup. Eun Gi tak terima ia merasa hampir mati karena dokter gadungan itu.

“Ngomong-ngomong, aku dengar dokter gadungan itu dan Han Jae Hee tahu satu sama lain sebelumnya. Menurutmu bagaimana tentang itu, Lawyer Park?”tanya Eun Gi. Pengacara Park menjawab ia tak tahu maksud Jae Hee. Tiba2 ponsel Eun Gi berbunyi,seseorang melaporkan kalau Jae Hee mengambil uang sebesar 1 milyar won. Eun Gi pun menyuruh orang yang memberikan informasi itu untuk mencari tahu siapa yang akan ditemui Jae Hee dan untuk apa uangnya digunakan.

Ternyata Jae Hee datang ke rumah Ma Roo, ia membawa buah2an dan beberapa kantong belanjaan. Tanpa ia ketahui seseorang membuntutinya. Di depan rumah Ma Roo ia melihat bayangan sewaktu dirinya masih kecil, duduk meringkuk menangis. Jae Hee mamalingkan wajahnya, enggan mengenang semua itu. Terdengar ribut2 dari dalam rumah mencari Ma Roo, Jae Hee mendekat melihat keributan sepasang suami istri yang menginterogasi Jae Gil.


Jae Gil yang terdesak mengatakan Ma Roo sudah imigrasi ke luar negeri, tapi sang suami tak percaya. Istrinya mencoba menghentikan suaminya. Sadar mereka pasangan suami istri, Jae Gil menegaskan walau temannya (Ma Roo) seorang playboy ia tak akan berkencan dengan seseorang yang sudah berkeluarga. Karena itu aturan pertama yang harus ditaatinya apapun alasannya. Jae Gil pun bertanya apa sang istri mengatakan kalau ia bercerai, sang istri menggeleng. Sang suami siap meninju Jae Gil. Tak ingin terjadi keributan sang istri menangis kalau sang suami sudah salah paham. Sang suami tak terima karena ia tahu istrinya menjadikan Ma Roo wallpaper hnya dan memandanginya 24jam setiap hari. Bahkan pergi ke bar setiap hari untuk menunggu Ma Roo. Jae Gil pun memanas-manasi untuk apa ahjuma itu mencintai suaminya padahal pasti masih banyak yang akan mengantri untuknya. Jae Gil pun tersadar kalau ini berhubungan dengan fansclub yang didirikan Ma Roo sejak SD dan sampai sekarang masih aktif.


Jae Gil menujukkan kekuatan dengan memecahkan balok kayu dengan dahinya untuk mengusir sang suami secara tak langsung. Jae Gil menyembunyikan rasa sakitnya.  “Ini bukanlah salahnya karena dia keren dan tampan...apa dia punya tanggung jawab atas cintamu yang bertepuk sebelah tangan?”ujar Jae Gil pada sang suami.
“Apa dia akan menemuiku setelah aku bercerai?”tanya sang istri, Jae Gil  terkejut begitu pula sang suami tak menyangka istrinya malah minta cerai.
“Kenapa kamu boleh selingkuh? tapi aku tidak? Kenapa kau mencoba menghentikanku dari obsesi ini? Aku mau bercerai denganmu untuk syarat agar bisa menemuinya secara PD.”ungkap sang istri mantap lalu melangkah pergi, sang suami pun mengejar istrinya. Jae Gil berpikir itu semua gara2 global warminghahaha. Ia pun terhenyak saat melihat Jae Hee datang.
Jae Hee bertanya apa yang dimaksud kedua orang tadi Ma Roo, Jae Gil mengiyakan. “Apa yang dia lakukan dengan hidupnya sekarang?”tanya Jae Hee.

Ternyata Ma Roo mengantar Cho Ko chek up. Dokter mengatakan kondisi Cho Ko sekarang baik2 saja, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika Ma Roo mengikuti seperti yang dokter bilang, Ma Roo tak perlu khawatir. Ma Roo mengucapkan terima kasih lalu menghampiri Cho Ko. Cho Ko memberi isyarat pada kakaknya kalau ia masih sakit. Cho Ko pun meminta Ma Roo mengikat rambutnya, Ma Roo pun menguncir rambut Cho Ko, huwaaaa Ma Roo perhatian banget ama adiknya mau deh jadi adiknya oppa Jong Ki hahaha.


Sekeluarnya dari ruang dokter, Cho Ko menengaskan kalau ia tidak merasa baikan sama sekali. Yang sakit dirinya jadi ia yang tahu kondisi badannya. “Aku tidak enak badan. aku masih sakit. Aku sungguh sakit, tahu ga?”keluh Cho Ko, tapi Ma Roo hanya menanggainya dengan ‘hmm’.
“Aku tidak bercanda. Aku sungguh, sakit.”
“Yeah, kamu terlihat kalau kamu sedang kesakitan sekarang.”, Cho Ko hanya bisa menekuk wajahnya tahu kakaknya tak menanggapinya dengan serius. Ma Roo pun menggandeng tangan Cho Ko, Cho Ko mengatakan kalau ia ingin clubbing dan minum namun Ma Roo menimpali kalau Cho Ko harus menunggunya sebulan lagi. Cho Ko melepaskan pegangan tangannya, ia protes kenapa tak boleh clubbing, minum bahkan tak boleh ke sekolah.

“Apa ini benar-benar ‘hidup’ ? Apa hidup hanya untuk bernafas?”tanyanya. “Aku seharusnya mati saja waktu itu.”
“Cho Ko!”panggil Ma Roo. Cho Ko menambahkan jika saja waktu itu Jae Gil telat sedikit ia bisa mati waktu itu juga.
“Kang Cho Ko!”, Cho Ko terus mengeluarkan uneg2nya ia menyalahkan kakaknya yang meninggalkan sendiri yang sedang sakit demi Jae Hee. Selesai mengeluarkan uneg2nya Cho Ko melangkah pergi namun kakaknya masih terdiam. Cho Ko pun berbalik menyadari telah melukai kakaknya.
“Aku lelah, karena itu aku berteriak padamu Oppa.” Lalu Cho Ko meminta Ma Roo menggendongnya.

Jae Gil menceritakan kondisi keluarga Ma Roo, Cho Ko yang mudah pingsan dan menghabiskan sekitar $10.000 sekali berobat. Ayah Ma Roo juga punya hutang yang besar dan akhirnya meninggal karena serangan jantung gara2 melihat anak yang dibanggakan dipenjara dan menjadi ex-napi. Jae Gil juga mengatakan  karena tak punya pilihan pilihan Ma Roo berencana menjual organnya namun itu juga tak akan cukup mencover semuanya. Jae Gil sampai minum air kran di samping mereka sebelum melanjutkan ceritanya ckckckck.
“Di Korea, untuk seorang ex-napi. Mencari uang dengan normal untuk membayar hutang ayahnya dan membayar tagihan rumah sakit adiknya, hampir mustahil.” Jae Hee makin miris mendengarnya, Jae Gil menambahkan seberapa pintarnya atau bertalentanya Ma Roo, tidak ada orang yang akan mempekerjakan ex-napi. Ma Roo menggendong Cho Ko menuju rumah. Jika bukan karena Cho Ko,mungkin Ma Roo sudah bunuh diri di suatu tempat tanpa harus hidup begitu memalukan dan kotor seperti yang dilakukannya sekarang. Karena Cho Ko lah, Ma Roo mati-matian berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.

Jae Hee sampai tidak jadi minum saat Jae Gil mempertanyakan kesalahan apa yang diperbuat Ma Roo hingga Tuhan membuat Ma Roo menderita. Mungkin Jae Hee teringat kata2 yang sama yang ia ucapkan pada Ma Roo saat kejadian pembunuhan. “Apa kalian tidak akan pergi meninggalkan tempat ini? Apa karena uang kalian tidak bisa pindah tempat?”tanya Jae Hee akhirnya.
“Tidak. Ini karena kamu Noona. Karena jika kami pindah, kamu mungkin tidak bisa menemukan kami. Oleh karena itu kami  tidak bisa pindah dari sini.”jawab Jae Gil, ia juga memberitahu kalau Ma Roo bahkan tidak tahu kalau Jae Hee sudah menikah dengan orang lain, walaupun ia sendiri sudah memberitahunya berkali-kali tapi Ma Roo tak peduli dan tetap menunggu Jae Hee hari demi hari. Jae Hee nampak merasa bersalah.

Ma Roo sampai di rumah bersama adiknya namun sayang Jae Hee sudah pergi.
Melihat buah2an dan bingkisan di dipan rumah, Ma Roo bertanya apkah ada orang yang berkunjung sebelumnya. "Huh? Oh..”jawab Jae Gil. Ma Roo minta Jae Gil membantu menyiapkan tempat tidur untuk Cho Ko. Keduanya membaringkan Cho Ko di kamarnya.
“Apa yang dokter katakan tadi di rumah sakit?”tanya Jae Gil.
“Dokter bilang kalo Cho Ko akan baik-baik saja selama dia berhati-hati.”
Jae Gil pun memberi sebuah amplop pada Ma Roo dan mengatakan kalau Jae Hee baru saja datang tadi. “Apa kamu tidak melihatnya waktu ke sini? Dia bilang padaku untuk memberikan ini padamu.”
Ma Roo menerima amplop tersebut dan membuka isinya, ternyata amplop tersebut berisi uang. Jae Gil menyampaikan pesan Jae Hee, kalau ia akan membayar utangnya pada Ma Roo dan bilang agar Ma Roo pindah dari sana dan berhenti dengan apa yang ia lakukan sekarang dan hidup dengan normal. Jae Gil juga menambahkan agar Ma Roo tak memikirkannya (Jae Hee) lagi.

Melihat Ma Roo hanya terkesiap dengan melihat jumlah uang yang di amplop. Jae Gil mengambil dan menghitungnya. Jae Gil kaget dengan jumlah satu milyar won tersebut.  “A-Aku pikir sekitar puluhan ribu dolar, karena ka-kamu sedang susah. Apa dia telah salah membawa jumlah uangnya? Apa dia seharusnya  memberikan ini kepada orang lain?”tanya Jae Gil, Ma Roo menggeleng, ia segera mengambil amplop di tangan Jae Gil dan bergegas pergi.  Terlihat Jae Hee berjalan keluar  gang jalanan rumah Ma Roo. Karena memakai hak tinggi ia keseleo hingga hak sepatu salah satunya patah. Ma Roo terus berlari mengejar Jae Hee untuk mengembalikan uangnya. Namun terlambat, Ma Roo tak bisa mengejar Jae Hee. Ia pun  meremas amplop yang ditangannya.

Jae Hee terus menyetir, ia teringat  saat kejadian pembunuhan di mana Ma Roo mengatakan kalau ia yang akan menanggungnya dan berpesan pada Jae Hee agar terus berjalan ke depan dan tak melihat ke belakang. Jae Hee juga teringat saat ia memeluk Ma Roo dan mengatakan kalau ia tak akan melupakan hutangnya selama sisa hidupnya ia akan membayarnya selama ia masih hidup. Jae Hee nampak stress mengingat semua itu. Tapi apa yang ia lakukan sekarang? Menghianati Ma Roo yang menunggu setiap hari ~_~.

Sesampainya di rumah ternyata Eun Gi sudah menunggu di taman. Keduanya minum teh bersama di bangku taman. Eun Gi mengatakan kalau ia diam2 pergi keluar dan mungkin saja Dr. Kim frustasi oleh sebab itu Eun Gi meminta Jae Hee mengatakan padanya kalau ia baik2 saja. Jae Hee merasa lega Eun Gi sembuh dengan cepat. Eun Gi mengucapkan terima kasih, karena Jae Hee ia telah menerima perawatan darurat di pesawat.
“Aku tidak melakukan apa-apa..Dokter itu yang merawatmu.”ucap Jae Hee.
“Dokter...Mereka bilang dia bukan seorang dokter.”ujar Eun Gi. Jae Hee menjelaskan kalau dokter yang menolongnya bukanlah dokter secara formal, tapi mereka bilang dia pernah sekolah di fakultas kedokteran tetapi keluar di tengah semester. Melihat ‘dokter’ itu menyelamatkan nyawa Eun Gi, Jae Hee berpikir dia pasti sangat pintar.
“Jadi kau bertemu dengan dia "yang bukanlah seorang dokter tapi punya keahlian yang sangat pintar"? Sebenarnya aku ingin bersenang-senang dengan menginterogasimu. Tapi kondisiku kurang begitu baik hari ini”. Eun Gi pun menanyakan langsung ke inti masalahnya kenapa Jae Hee memberinya 1milyar won padanya padahal dia bukan dokter formal. Walaupun syok, Jae Hee mengatakan maksud Eun Gi agar ia bisa paham dengan yang Eun Gi ucapkan. Dengan terus terang Eun Gi mengatakan kalau ia punya mata2 untuk mengawasi Jae Hee. Seminggu setelah ibunya diusir dari rumah dan akhirnya meninggal ia akan balas dendam menemukan kelemahan Jae Hee dan mengusirnya keluar seperti Jae Hee mengusir ibunya.

“Kata-katamu sangat kasar.”ucap Jae Hee menanggapi.
“Kenapa? aku baru saja bilang tentang segala rencana dan metodeku sekarang apanya yang kasar? kau memakai sebuah topeng malaikat. Sangat menakutkan untuk tidak mengetaui seperti apa kau, dengan siapa kau berencana dan lain-lainnya. Mengambil 1 milyar won untuk "dokter gadungan" dan secara pribadi memberinya ke rumahnya.”ungkap Eun Gi pajang lebar. Kemudian Eun Gi bertanya haruskah mereka mempermudahnya dengan melihat fotonya.
“Itu sebuah hadiah atas jasanya menyelamatkan hidupmu di saat situasi darurat.”jawab Jae Hee menyembunyikan keterkejutannya. Tentu saja Eun Gi tak percaya ia malah tersedak dan tersenyum.
“Aku pikir kau orang yang pintar, tapi telah berubah menjadi begitu bodoh.”ucap Eun Gi. “Terima kasih atas perawatan darurat yang kuterima di pesawat. Putri dari pernikahanmu telah selamat. Karena itu, kau memberinya 1 milyar won.”tanyanya. Apakah Jae Hee ingin ia mempercayai semua itu.
“Di pesawat, berpura-pura memberikan perawatan darurat dan membunuh putri suamimu tanpa dicurigai. Lalu kamu memberinya 1 milyar won.”tuduh Eun Gi.

Jae Hee tak terima bukan itu maksudnya, ia bangkit dari duduknya. Eun Gi ikut bangkit dan mengatakan Jae Hee tak perlu bekerja keras mencari alasan. Eun Gi tahu kalau Jae Hee berbohong. Sebelum beranjak pergi, Eun Gi berpesan agar Jae Hee memberitahukan alasannya jika sudah tahu alasan yang bagus.
Jae Hee kembali berbohong, ia mengatakan kalau diancam yang otomatis menghentikan langkah Eun Gi. Jae Hee mengungkapkan kalau ‘dokter’ itu tahu kasus kepemilikan narkoba Eun Gi di Amerika 7 tahun lalu.
“Jika media dan para pemegang saham tahu akan ini, kamu tahu masalah apa yang akan menimpamu. Kau, dirimu sendiri, seharusnya lebih tahu daripada aku. Sebagai tambahan, Sekarang para pemegang saham sedang melihat latar belakangmu untuk keberhasilan manajemen perusahaan kelak.”beber Jae Hee. Lalu berpesan agar Eun Gi berhati-hati dengan masa lalunya.
“Jika masalahmu bisa diurus dengan baik, aku akan meminta lebih soal imbalannya. Sekarang giliranku untuk merasa kecewa.”balas Jae Hee tajam lalu bergegas pergi.

Eun Gi melangkah gontai ke kamarnya, ia teringat kejadian 7 tahun lalu.
Flashback. Seorang pria meminta tolong pada Eun Gi. “Ini bukan di Korea dan karena catatan kriminalku yang dulu, ayahku tidak bisa lagi membantuku.”ucapnya.
“Jadi kau memintaku untuk memberikan pernyataan yang salah kalau narkoba itu milikku?”tanya Eun Gi. Pria itu beralasan hal itu tak masalah karena mereka sedang pacaran. Selain Eun Gi, tak ada lagi orang yang ia bisa percaya. Eun Gi enggan mendengarkan, ia beranjak pergi namun ditahan. Pria itu yang ternyata pacar Eun Gi akan melakukan apa saja yang Eun Gi minta.
“Jika kamu membantuku,ayahku akan melakukan apapun yang kamu minta. Termasuk membantu masalah finansial perusahaanmu.”bujuknya.
“Masalah perusahaan?”tanya Eun Gi. Pacar Eun Gi mendengar kalau Taesan grup sedang dalam keadaan krisis, ayahnya bisa membantunya. “Itu bukanlah hal yang besar. Lagi pula, ini pertama kalinya buatmu, jadi kamu tidak akan dihukum dengan berat. Dalam jangka panjang, itu tidak akan menjadi masalah yang buruk.” Pria itu terus memohon pada Eun Gi. Flashback End.
   
Di kamarnya, Eun Gi mencoba menghubungi seseorang. Ternyata ia menelepon pacar Eun Gi yang meminta bantuannya dulu. Pria itu ternyata sudah menikah dengan wanita lain dan memiliki seorang putri. Eun Gi yang menelepon mendengar semua kemesraan keluarga kecil mantan pacarnya. Akhirnya Eun Gi  berbicara ditelepon setelah diam saja. Ia mengatakan kalau ia Eun Gi. “Seo Eun Gi. Kamu ingat padaku?”tanya Eun Gi. Setelah memastikan keadaannya aman, mantan pacar Eun Gi menjawabnya.
“Ya. Sudah cukup lama Tapi tiba-tiba.. ada masalah apa?”jawab mantan pacar Eun Gi.  Eun Gi menjawab kalau ia punya hal yang akan dikatakannya. 
“Waktu itu, ketika aku ditahan karena kepemilikan narkoba yang seharusnya kamu yang ditahan, untuk menyelamatkan perusahaan Ayahku? Hmm.. Seharusnya aku tidak melakukannya.”ungkap Eun Gi. “Karena dalam jangka panjang, hal tersebut tidak akan menjadi hal yang buruk? Itu juga salah.”tambah Eun Gi (kenyataannya itu akan menjadi masalah Eun Gi, jika para megang saham tahu Eun Gi pernah di penjara ia pasti tak akan menjadi presdir Taesan grup).
“Karena aku mencintaimu, karena Seo Eun Gi sangat mencintai Kim Jung Ho, dia ditahan yang seharusnya bukan dia. Jika aku bilang seperti itu. Apa kamu..percaya padaku?”tanya Eun Gi. Eun  Gi pun menutup teleponnya, Jung Ho mencoba menelepon balik namun Eun Gi tak mengangkatnya malah menceburkan ponselnya ke akuarium.

Ma Roo menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia berniat mengembalikan uang yang diberikan Jae Hee.  Ponselnya tiba2 berbunyi ternyata Jae Gil yang meneleponnya. Jae Gil berpesan untuk sementara waktu agar tak mencarinya atau meneleponnya karena ia akan bepergian ke luar negeri. Ma Roo mengiyakan ia tak akan meneleponnya. Jae Gil bertanya apa Ma Roo mengembalikan uangnya? Jae Gil membujuk Ma Roo mengambil 10% dan sisanya dikembalikan, karena buat Jae Hee jumlah itu hanya seperti membeli beberapa tas merk terkenal. Ma Roo tak menanggapinya, ia malah menyuruh Jae Gil mengurusi wanita yang disampingnya, dan mengatai wanita itu pasti 100% benar2 gila lalu menutup teleponnya.

Keluarga Seo makan bersama di meja makan di samping pengacara masing2. Selesai makan presdir Seo meminta pengacara Ahn, sekretarisnya menghadapnya setelah makan karena ada pembicaraan yang perlu mereka selesaikan. Pengacara Ahn mengiyakan, presdir Seo bersiap ke ruangannya, Jae Hee berniat mengantar namun pengacara Ahn menyela kalau ia yang akan mengatar presdir Seo karena ia juga sudah selesai makan. Dan mempersilahkan Jae Hee melanjutkan makannya, yang disetujui presdir Seo. Sekembali ke meja makan, Jae Hee menyuruh pembantunya membawa Eun Suk turun ke bawah untuk makan.

Setelah di meja makan tinggal bertiga, Eun Gi menanyakan apakah pengacara Park sudah menelepon polisi dan diiyakannya. Jae Hee tak mengerti pembicaraan keduanya. Pengacara Park mengatakan polisi perlu kesaksian dari orang yang diancam jadi Jae Hee perlu ke kantor polisi.
“Aku melaporkan dia (Ma Roo) ke polisi. Orang yang mendapatkan 1 milyar won. Setelah mengancam ibunya Eun Seok (Jae Hee).”jelas Eun Gi yang menyadari kebingungan Jae Hee. Jae Hee syok mendengarnya. Banyak hal2 yang perlu dikhawatirka akhir2 ini dan sebenarnya Eun Gi ingin menangani masalah itu sendirian namun korban pemerasan perlu pergi ke sana sendirian untuk memberikan pernyataan untuk menuntutnya. Makin syoklah Jae Hee.
Eun Gi menegaskan seharusnya Jae Hee tak menyerah dengan orang seperti itu tapi harus melawan dan menghancurkannya sampai titik darah penghabisan untuk mendapat keadilan.

Walau hujan Ma Roo masih menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia melihat Eun Gi keluar rumah diantar pengacara Park. Ma Roo pun keluar dari mobil membawa amplopnya. Ma Roo berniat menekan bel namun diurungkannya, ia pun memutuskan menuliskan penerima amplop tersebut dan menaruhnya di kotak pos surat. Baru beberapa langkah beranjak pergi, ponsel Ma Roo berbunyi, Cho Ko meneleponnya. Ma Roo khawatir karena Cho Ko menelepon sambil menangis, ia mengira sakit Cho Ko kambuh. Namun Cho Ko mengatakan kalau beberapa polisi datang mencari kakaknya dan menggeledah semua tempat.

Tentu saja Ma Roo bergegas pulang, ia tergesa-gesa menaiki tangga menuju rumahnya. Cho Ko menunggu di depan rumah dengan cemas walau hujan. Cho Ko segera menghampiri kakaknya dan memeluknya. Salah satu polisi yang datang menanyakan apakah ia Kang Ma Roo. Yang diiyakan Ma Roo. Polisi tadi menjelaskan kalau ia datang karena Ny. Han Jae Hee menuntut Kang Ma Roo atas pemerasan.
Ma Roo tak mengerti kata polisi tadi, begitu pula Cho Ko yang tak percaya kakaknya melakukan pemerasan. Polisi tadi mengajak Ma Rook e kantor polisi. Tapi Cho Ko melarang kakaknya dibawa pergi. Polisi yang satu membawa Ma Roo  yang satunya menenangkan Cho Ko.  “Orang yang menuntuku...Siapa namanya?”tanya Ma Roo pada polisi. Polisi menjawab Han Jae Hee, Ma Roo tampak menahan kemarahan.

Cho Ko mengejar polisi yang membawa kakaknya. “Ahjusshi. Kumohon jangan bawa Oppa pergi.”pinta Cho Ko. Melihat Cho Ko terus mengejarnya dan menangis sesegukan, Ma Roo meminta waktu sebentar pada polisi. Ma Roo memayungi Cho Ko agar tak kehujanan, dan mengatakan kalau ia akan segera kembali. Cho Ko menghempaskan payung yang diberikan Ma Roo, dan bersikeras tak mempercayai kakaknya berbuat seperti itu.
“Yeah memang bukan. Aku bukan orang seperti itu, jadi pulang dan masuklah.”kata Ma Roo menenangkan. Lalu menyuruh Cho Ko masuk mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya serta minum obat. Cho Ko tak mendengarkan kata2 kakaknya ia malah menyuruh kakaknya menegaskan pada polisi kalau ia bukan orang jahat. Ma Roo mengerti, ia akan melakukannya lalu meminta Cho Ko masuk ke dalam rumah dan tak mengkhawatirkan dirinya. Tapi Cho Ko menolak jika kakaknya tak ikut masuk, maka ia juga tidak akan masuk. “Rumah sakit bilang kalau kamu tidak boleh basah kena air hujan. Jika sesuatu hal terjadi, kamu bisa mati.”bujuk Ma Roo.
“Kenapa jika aku mati? KENAPA JIKA AKU MATI!!!”teriak Cho Ko.
“Ya sudah, mati lah. Kamu kehujanan di sini lalu kau mati tolol!”balas Ma Roo.

Di lain tempat Eun Gi nampak berpikir, sementara Jae Hee dalam perjalanan ke kantor polisi ditemani pengacara Ahn. Jae Hee nampak ketakutan, sampai gementaran. Pengacara Ahn memperhatikan gerak2 Jae Hee dari kaca spion. Sesampainya di depan kantor polisi, pengacara Ahn mempersilahkan Jae Hee keluar karena hujan juga sudah berhenti. 

Akhirnya Ma Roo kembali bertemu dengan Jae Hee. Ma Roo menatap tajam Jae Hee. Polisi mengatakan kalau Kang Ma Roo tidak mengakui kejahatan apapun dan tetap diam jadi mereka memanggil keduanya untuk mengkonfirmasi situasinya.
Polisi menanyakan kebenaran apakah Kang Ma Roo benar2 memeras Jae Hee sebesar 1 milyar won. Ma Roo menunggu jawaban Jae Hee, nampak Jae Hee memikirkan jawabannya.
Polisi kembali menanyakan karena Jae Hee diam saja, akhirnya Jae Hee pun memutuskan mengakui pernyataannya yang sebelumnya dinyatakan Eun Gi.
“Pria yang duduk didepanku, telah mengancam keluargaku. Dengan sebuah rahasia yang berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan, dan sebagai kondisi agar tidak menyebarkan rahasia itu,dia memeras 1 milyar won.”jelas Jae Hee. Ma Roo hanya terdiam memandang Jae Hee tak menyangka Jae Hee akan mengatakan seperti itu, kini ia tahu Jae Hee bukan Jae Hee yang ia kenal dulu.
Polisi bertanya apa Ma Roo mengakui semua itu. Ma Roo tak menjawabnya, ia berkutat dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Aku berencana memahamimu. Aku tau aku tidak punya hak untuk memiliki noona lagi. Karena Noona dan aku, sekarang berada di dunia yang sama sekali berbeda. Karena aku lebih tahu daripada siapapun di dunia ini.” Polisi kembali menanyai Ma Roo, namun Ma Roo masih terdiam.
Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini. Aku berencana untuk melupakanmu, Noona. Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini,a ku berencana untuk menyerahkanmu, Han Jae Hee kepada orang yang menginginkanmu untuk pergi!

Polisi habis kesabaran ia menggebrak meja. Jika Ma Roo terus terdiam artinya ia mengiyakan tuduhan Jae Hee.


Pengacara Ahn mengantar Jae Hee pulang ke rumah. Jae Hee mengucapkan terima kasih dan masuk ke dalam rumah. Pengacara Ahn memandang kepergian Jae Hee dengan  wajah sendu, nampaknya pengacara Ahn memiki suatu perasaan pada Jae Hee. Di dalam rumah pembantunya memberi Jae Hee amplop yang dikirim Ma Roo. Jae Hee terkejut saat begitu membukanya amplop itu berisi uang yang diberikannya pada Ma Roo dikembalikan utuh.

Di ruangannya presdir Seo memarahi Eun Gi, karena sudah mengangkat beberapa karyawan sebagai pegawai tetap. Eun Gi membela diri menurutnya  pegawai yang bekerja lebih dari 10 tahun dengan perusahaan, itu normal dan adil bagi mereka diangkat menjadi pegawai tetap. Seharusnya itu bukanlah masalah mengingat 2 tahun terakhir, Serikat Pekerja sepakat untuk pembekuan upah karena resesi ekonomi mereka seharusnya memberi mereka timbal balik.
“Jika kamu memberi mereka suatu kompromi, mereka akan segera melupakan yang lain, dan mengambil kesempatan yang kita berikan! Itu yang mereka inginkan!”seru presdir Seo. Presdir Seo berpikir mungkin mereka berterima kasih saat ini tapi bagaimana jika mereka meminta untuk menambah porsi pegawai tetap. Dan jika perekonomian menjadi buruk, dan perusahaan tidak dapat bertahan tanpa restrukturisasi. Bisakah mereka memecat mereka dengan mudah? “Kita bisa mendukung mereka semua. Jika kita bekerja sama dengan serikat pekerja sekarang, kita bisa melakukannya dengan baik.”jawab Eun Gi memberi alasan. Presdir Seo marah ia melempar asbak dan pecahan kacanya melukai wajah Eun Gi.

Presdir marah dengan pemikiran Eun Gi yang masih bau kencur tak tahu kejamnya dunia bisnis.
“Jika ada tawaran pekerjaan, mereka akan berkhianat dan bisa pergi setiap saat. Aku sudah sangat mengajarimu tentang itu, apa kamu masih belum paham?! Apa kamu bodoh?!”seru presdir Seo. Presdir Seo bertanya sampai kapan ia menunggu Eun Gi paham semua itu. “Aku tidak dapat memberikan Grup Taesan kepada seseorang yang tidak dapat melindunginya.”ucapnya. Jika bukan Eun Gi, ia masih punya Jae Hee dan Eun Suk untuk mengisis posisi Eun Gi. Presdir Seo juga mempersilahkan Eun Gi pergi jika tidak bisa menanganinya seperti ibunya. Eun Gi menahan amarah mendengar ayahnya menyingggung soal ibunya.

Di kamarnya, Eun Gi memasang plester diwajahnya yang terkena pecahan asbak tadi. Jae Hee masuk membawakan minum dan menanyakan keadaan Eun Gi.
“Mungkin tidak? Rasanya ini akan meninggalkan bekas luka.”jawab Eun Gi memperlihatkan luka di wajahnya. Jae Hee menyuruh Eun Gi beristirahat, dan beranjak pergi namun kata2 Eun Gi menghentikan langkahnya. Eun Gi  mempertanyakan jalannya pemeriksaan terkait dengan pemerasan karena yang ia dengar terdakwa dibebaskan karena tak cukup bukti. Eun Gi bertanya-tanya di mana terdakwa menyembunyikan uang 1milyar won. Jae Hee tak menggubrisnya, ia beranjak pergi.
“Kau tahu julukanku "anjing gila" kan?”ujar Eun Gi yang kembali menghentikan langkah Jae Hee. Eun Gi mengatakan polisi mungkin melepaskannya namun ia tak akan pernah melepaskannya. Walaupun ia tak tahu bagaimana perasaan Jae Hee akan hal itu. Jae Hee mendekat ke arah Eun Gi dan mengatakan kalau uang 1 milyar won sudah di tangannya karena uang itu dikembalikan padanya. Eun Gi bertanya kenapa, Jae Hee mengungkapkan karena ‘Ma Roo’ gagal menjalankan misinya membunuh putri suaminya.


Copyright 2009 ♪ 1000 YEARS ALWAYS BY YOUR SIDE ♪ . All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates