RSS

Episode 2 INNOCENT MAN


Melihat Eun Gi malah batuk darah, Jae Hee mencoba menghentikan Ma Roo yang mencoba kembali memberi pertolongan pertama pada Eun Gi. Jae Hee juga mengatai kalau Ma Roo bukan seorang dokter. Ma Roo tak menggubrisnya, ia keukeuh menyuntik dada Eun Gi . Sekiranya darah yang terambil cukup, Ma Roo menghentikannya dan mengecek nadi Eun Gi. Tekanan darahnya mulai berangsur-angsur normal. Ma Roo lega, ia pun memberitahukan kalau tekanan darah dan detak jantung pasien mulai kembali normal. Jae Hee ikut lega mendengarnya, seorang pramugari juga menambahkan kalau kondisi Eun Gi terlihat membaik. Ma Roo juga menambahkan kalau mereka harus mengawasi pasien secara extra dan memantau tekanan darah dan detak jantungnya. Terdengar pengumuman kalau mereka akan mendarat 10menit lagi. Ma Roo bertanya apakah tim medis sedang menunggu di bandara, pramugari tadi mengiyakan. Ma Roo memberitahu kalau pasien mungkin bisa bertahan 10 menit lagi, lalu membersihkan bekas suntikan di dada Eun Gi dan memplesternya. Setelah itu Ma Roo pamit pergi karena tugasnya sudah selesai, pramugari tadi mengucapkan terima kasih. Jae Hee yang tersadar beranjak bangkit ingin mengatakan sesuatu namun ditahannya.


Ma Roo yang kembali ke kursi penumpang terhuyung menahan beban syok beratnya dan mungkin juga amarah.

Sesampainya di bandara, Eun Gi segera dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans ditemani Jae Hee. Dokter yang bersama mereka memuji dokter yang sebelumnya menangani Eun Gi karena memberinya pertolongan pertama yang baik pada saat situasi darurat. Jae Hee hanya terdiam ia nampak memikirkan sesuatu, entah rasa penyesalan atau bersalah?.


Sementara itu Ma Roo pulang bersama Jae Gil, Ma Roo menyetir sedangkan Jae Gil duduk di kursi belakang #udah kayak supir aja ni Ma Roo hahaha.
Jae Gil menebak kalau tadi ada Jae Hee untuk memecah keheningan, karena ia khawatir dengan apa yang terjadi jadi ia mengintip ke kelas bisnis jadi ia tahu.
“Lihat, aku benar kan? Ada rumor kalau Jae Hee menikah dengan Presiden Grup Taesan. Hanya kamu yang tidak mempercayainya! Ketika aku memberitaumu tentang berita ini, kamu mencoba menghajarku sampai menjadi bubur.”cerocos Jae Gil tanpa tahu mood sahabat di depannya. Jae Gil tahu kalau sesuatu terjadi saat itu, terbukti dengan saat Ma Roo dipenjara 6 tahun lalu Jae Hee mengunjunginya setiap waktu lalu menjadi sebulan sekali dan 2 bulan sekali.
“Aku tahu sejak itu. Dia telah pergi, wanita yang kau cintai. Pergi begitu saja.”tambah Jae Gil, ini mah Jae Gil bagai memberi garam di luka ckck.

Jae Gil mendekat ke arah Ma Roo dan menanyakan kenapa Ma Roo membunuh orang itu karena yang ia tahu Ma Roo ingin menjadi dokter untuk menyelamatkan orang. “Meskipun, kadang-kadang, amarahmu sangat tinggi. Tapi kamu pasti bukanlah orang yang ingin membunuh seseorang. Rasanya kau pasti punya alasan tersendiri.” Jae Gil terus saja nyerocos tanpa lihat sikon, ia yakin ada sesuatu yang memaksa Ma Roo untuk membunuhnya. Jae Gil menanyakan apa yang terjadi pada Jae Hee pada hari itu karena dari yang ia dengar dari Cho Ko, Ma Roo pergi menemui Jae Hee saat itu walaupun Cho Ko sedang sakit. Ma Roo habis kesabarannya, ia menghentikan mobilnya mendadak hingga Jae Gil syok.
“Apa aku sopirmu, brengsek? kenapa kau selalu duduk di belakang?!”seru Ma Roo kesal, Jae Gil beralasan kalau ia dibesarkan dengan dimanjakan dan berseru kalau ia akan duduk di depan.
“Kau harusnya bilang saja. Kenapa marah-marah?”keluh Jae Gil, saat Jae Gil keluar dari mobil Ma Roo juga sama. Tapi Ma Roo terus berjalan menjauh, Jae Gil memanggil-manggilnya karena ia tak bisa menyetir. Tapi Ma Roo tak menggubrisnya ia terus melangkahkan kakinya.


Flashback, saat Ma Roo masih kecil dan Cho Ko berumur 4 tahun-an.
Ma Roo sedang mencuci baju seraya menasihati adiknya agar tak mengompol, jika ingin pipis Cho Ko harus bilang padanya. Cho Ko malah asyik menikmati coklatnya.
“Apa kamu tidak malu sebagai seorang agasshi”ledek Ma Roo. Tiba2 datang seorang noona dengan luka2 yang berlari dari kejaran seseorang. Noona itu meminta dibiarkan sembunyi. Ma Roo menujuk ke dalam rumahnya. Noona itu bergegas masuk, tak selang beberapa menit kemudian datang lelaki paruh baya menanyakan apakah Ma Roo melihat perempuan lari ke sana. Ma Roo mengatakan tidak, lelaki itu pun pergi.


Ma Roo masuk ke dalam rumah dan mengatakan pada noona tadi kalau orang yang mencarinya sudah pergi. Noona itu nampak lega, melihat luka di sekujur tubuh noona itu Ma Roo mengambil perlengkapan P3Knya dan mengobat noona itu. “Mimpiku adalah menjadi seorang dokter. Namaku Ma Roo. Kang Ma Roo.”ucap Ma Roo seraya mengobati luka2 noona tadi.
“Aku Jae Hee. Han Jae Hee.”jawab noona tadi memperkenalkan diri, noona tadi ternyata Jae Hee kecil.
 “Aku tahu. Noona yang paling cantik di lingkungan kami.” Keduanya pun tersenyum, inilah awal pertemuan Ma Roo dan Jae Hee.
Flashback end.

Ma Roo kembali teringat saat ia dan Jae Hee duduk di bangku kuliah.
Ma Roo dan Jae Hee belajar di halaman kampus. Jae Hee mengucapkan selamat pada Ma Roo karena ia rangking satu lagi. Lain dengan Ma Roo, Jae Hee merasa ia akan gagal. “Bagaimana bisa ujian reporter lebih susah dari ujian jaksa?”keluhnya.
Melihat Ma Roo hanya diam saja, Jae Hee bertanya apa maknae anak perempuan dari hotel bintang 5 masih mencintai dan mengejarnya. Ma Roo mengiyakan.
“Kenapa kamu tidak menerimanya? Jika kamu mengambil kesempatan ini untuk bersamanya, hidupmu akan benar-benar 'game out' (tidak perlu kerja). Pasti dia jelek ya?”tanya Jae Hee. Ma Roo menjawab ia cantik, Jae Hee bertanya lalu kenapa Ma Roo menolaknya.


“Apa ini karena harga dirimu? Meskipun latar belakangmu dan dia sangat jauh berbeda, tapi di mana lagi dia dapat menemukan pria sepertimu (ganteng, pinter)? Kamu sekolah di universitas terbaik di negeri ini, fakultas kedokteran, dengan nilai terbaik. Punya kepribadian yang baik dan membuat para wanita pingsan. Dan di masa depan kamu akan menjadi dokter yang hebat. Perempuan itu akan sangat beruntung dengan menangkap pria sepertimu.”ungkap Jae Hee panjang lebar. Ma Roo yang sedari tadi sibuk membolak-balik buku untuk mencatatnya menimpali, ”tangkapan itu. Tidak bisakah noona menangkap pria itu? Secara pribadi, aku berharap noona akan menangkapnya.” Jae Hee tersenyum bahagia mendengarnya.
“Jika tidak, ya sudah lupakanlah.”lanjut Ma Roo yang tak mendapat jawaban. Jae Hee segera mengatakan kalau ia bisa. “Pria harus menjaga kata-kata mereka. Kamu tidak bisa mengambilnya lagi. Jika kamu menghianatiku, kamu akan dihukum oleh Tuhan.” Lalu Jae Hee rebahan bersandar punggung Ma Roo.
“Sekarang kamu milikku.”tegas Jae Hee, Ma Roo tersenyum mendengarnya.

Ma Roo terus melangkahkan kakinya bayang2 kedekatannya dengan Jae Hee kembali hadir. Ma Roo melihat bayang2 dirinya dan Jae Hee saat makan bersama dengan bahagia di pinggir jalam (kalau di kita mah kaki lima :D).
Berhentilah. Cukup sudah. Kita tidak bisa kembali seperti dulu. Apa yang bisa kita lakukan? Perasaan telah berubah. Tidak ada yang bisa aku lakukan? Sekarang. Aku juga, bukanlah seperti Kang Ma Roo yang dulu.” Ma Roo melihat bayang2 dirinya dan Jae Hee pergi dengan bahagia.
Berakhir. Mulai dari sekarang...Berakhir.”batin Ma Roo penuh tekad lalu meneteskan air mata.

Pengacara Park mengunjungi Eun Gi sembari membawakan makanan. Namun sesampainya di ruangan ia melihat Eun Gi makan dengan lahap ayam goreng seraya membaca laporan. Setelah beberapa kali dipanggil, akhirnya Eun Gi ngeh kalau di sampingnya berdiri pengacara Park.
“Apa Anda boleh makan makanan seperti ini? Anda harusnya makan bubur?”kata pengacara Park, bukannya menjawab Eun Gi malah memaki para pegawai yang membuat laporan yang sedang dibacanya.
“Orang yang menolongku di pesawat. Aku dengar dia bukan seorang dokter.”
“Itu yang aku dengar.”jawab pengacara Park.
“Jadi dia (Jae Hee) berani meletakkan hidupku ditangan yang bukan seorang dokter...Bagaimana bisa dia membuat keputusan seperti itu..”maki Eun Gi tiba2 ia merasakan sakit di dadanya, pengacara Park nampak khawatir. “Apa kamu tahu, kamu bisa saja hampir mati karena dokter palsu itu?”, pengacara Park mengatakan bagaimanapun juga, Eun Gi harus berterimakasih karena dokter itu ia masih hidup. Eun Gi tak terima ia merasa hampir mati karena dokter gadungan itu.

“Ngomong-ngomong, aku dengar dokter gadungan itu dan Han Jae Hee tahu satu sama lain sebelumnya. Menurutmu bagaimana tentang itu, Lawyer Park?”tanya Eun Gi. Pengacara Park menjawab ia tak tahu maksud Jae Hee. Tiba2 ponsel Eun Gi berbunyi,seseorang melaporkan kalau Jae Hee mengambil uang sebesar 1 milyar won. Eun Gi pun menyuruh orang yang memberikan informasi itu untuk mencari tahu siapa yang akan ditemui Jae Hee dan untuk apa uangnya digunakan.

Ternyata Jae Hee datang ke rumah Ma Roo, ia membawa buah2an dan beberapa kantong belanjaan. Tanpa ia ketahui seseorang membuntutinya. Di depan rumah Ma Roo ia melihat bayangan sewaktu dirinya masih kecil, duduk meringkuk menangis. Jae Hee mamalingkan wajahnya, enggan mengenang semua itu. Terdengar ribut2 dari dalam rumah mencari Ma Roo, Jae Hee mendekat melihat keributan sepasang suami istri yang menginterogasi Jae Gil.


Jae Gil yang terdesak mengatakan Ma Roo sudah imigrasi ke luar negeri, tapi sang suami tak percaya. Istrinya mencoba menghentikan suaminya. Sadar mereka pasangan suami istri, Jae Gil menegaskan walau temannya (Ma Roo) seorang playboy ia tak akan berkencan dengan seseorang yang sudah berkeluarga. Karena itu aturan pertama yang harus ditaatinya apapun alasannya. Jae Gil pun bertanya apa sang istri mengatakan kalau ia bercerai, sang istri menggeleng. Sang suami siap meninju Jae Gil. Tak ingin terjadi keributan sang istri menangis kalau sang suami sudah salah paham. Sang suami tak terima karena ia tahu istrinya menjadikan Ma Roo wallpaper hnya dan memandanginya 24jam setiap hari. Bahkan pergi ke bar setiap hari untuk menunggu Ma Roo. Jae Gil pun memanas-manasi untuk apa ahjuma itu mencintai suaminya padahal pasti masih banyak yang akan mengantri untuknya. Jae Gil pun tersadar kalau ini berhubungan dengan fansclub yang didirikan Ma Roo sejak SD dan sampai sekarang masih aktif.


Jae Gil menujukkan kekuatan dengan memecahkan balok kayu dengan dahinya untuk mengusir sang suami secara tak langsung. Jae Gil menyembunyikan rasa sakitnya.  “Ini bukanlah salahnya karena dia keren dan tampan...apa dia punya tanggung jawab atas cintamu yang bertepuk sebelah tangan?”ujar Jae Gil pada sang suami.
“Apa dia akan menemuiku setelah aku bercerai?”tanya sang istri, Jae Gil  terkejut begitu pula sang suami tak menyangka istrinya malah minta cerai.
“Kenapa kamu boleh selingkuh? tapi aku tidak? Kenapa kau mencoba menghentikanku dari obsesi ini? Aku mau bercerai denganmu untuk syarat agar bisa menemuinya secara PD.”ungkap sang istri mantap lalu melangkah pergi, sang suami pun mengejar istrinya. Jae Gil berpikir itu semua gara2 global warminghahaha. Ia pun terhenyak saat melihat Jae Hee datang.
Jae Hee bertanya apa yang dimaksud kedua orang tadi Ma Roo, Jae Gil mengiyakan. “Apa yang dia lakukan dengan hidupnya sekarang?”tanya Jae Hee.

Ternyata Ma Roo mengantar Cho Ko chek up. Dokter mengatakan kondisi Cho Ko sekarang baik2 saja, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika Ma Roo mengikuti seperti yang dokter bilang, Ma Roo tak perlu khawatir. Ma Roo mengucapkan terima kasih lalu menghampiri Cho Ko. Cho Ko memberi isyarat pada kakaknya kalau ia masih sakit. Cho Ko pun meminta Ma Roo mengikat rambutnya, Ma Roo pun menguncir rambut Cho Ko, huwaaaa Ma Roo perhatian banget ama adiknya mau deh jadi adiknya oppa Jong Ki hahaha.


Sekeluarnya dari ruang dokter, Cho Ko menengaskan kalau ia tidak merasa baikan sama sekali. Yang sakit dirinya jadi ia yang tahu kondisi badannya. “Aku tidak enak badan. aku masih sakit. Aku sungguh sakit, tahu ga?”keluh Cho Ko, tapi Ma Roo hanya menanggainya dengan ‘hmm’.
“Aku tidak bercanda. Aku sungguh, sakit.”
“Yeah, kamu terlihat kalau kamu sedang kesakitan sekarang.”, Cho Ko hanya bisa menekuk wajahnya tahu kakaknya tak menanggapinya dengan serius. Ma Roo pun menggandeng tangan Cho Ko, Cho Ko mengatakan kalau ia ingin clubbing dan minum namun Ma Roo menimpali kalau Cho Ko harus menunggunya sebulan lagi. Cho Ko melepaskan pegangan tangannya, ia protes kenapa tak boleh clubbing, minum bahkan tak boleh ke sekolah.

“Apa ini benar-benar ‘hidup’ ? Apa hidup hanya untuk bernafas?”tanyanya. “Aku seharusnya mati saja waktu itu.”
“Cho Ko!”panggil Ma Roo. Cho Ko menambahkan jika saja waktu itu Jae Gil telat sedikit ia bisa mati waktu itu juga.
“Kang Cho Ko!”, Cho Ko terus mengeluarkan uneg2nya ia menyalahkan kakaknya yang meninggalkan sendiri yang sedang sakit demi Jae Hee. Selesai mengeluarkan uneg2nya Cho Ko melangkah pergi namun kakaknya masih terdiam. Cho Ko pun berbalik menyadari telah melukai kakaknya.
“Aku lelah, karena itu aku berteriak padamu Oppa.” Lalu Cho Ko meminta Ma Roo menggendongnya.

Jae Gil menceritakan kondisi keluarga Ma Roo, Cho Ko yang mudah pingsan dan menghabiskan sekitar $10.000 sekali berobat. Ayah Ma Roo juga punya hutang yang besar dan akhirnya meninggal karena serangan jantung gara2 melihat anak yang dibanggakan dipenjara dan menjadi ex-napi. Jae Gil juga mengatakan  karena tak punya pilihan pilihan Ma Roo berencana menjual organnya namun itu juga tak akan cukup mencover semuanya. Jae Gil sampai minum air kran di samping mereka sebelum melanjutkan ceritanya ckckckck.
“Di Korea, untuk seorang ex-napi. Mencari uang dengan normal untuk membayar hutang ayahnya dan membayar tagihan rumah sakit adiknya, hampir mustahil.” Jae Hee makin miris mendengarnya, Jae Gil menambahkan seberapa pintarnya atau bertalentanya Ma Roo, tidak ada orang yang akan mempekerjakan ex-napi. Ma Roo menggendong Cho Ko menuju rumah. Jika bukan karena Cho Ko,mungkin Ma Roo sudah bunuh diri di suatu tempat tanpa harus hidup begitu memalukan dan kotor seperti yang dilakukannya sekarang. Karena Cho Ko lah, Ma Roo mati-matian berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.

Jae Hee sampai tidak jadi minum saat Jae Gil mempertanyakan kesalahan apa yang diperbuat Ma Roo hingga Tuhan membuat Ma Roo menderita. Mungkin Jae Hee teringat kata2 yang sama yang ia ucapkan pada Ma Roo saat kejadian pembunuhan. “Apa kalian tidak akan pergi meninggalkan tempat ini? Apa karena uang kalian tidak bisa pindah tempat?”tanya Jae Hee akhirnya.
“Tidak. Ini karena kamu Noona. Karena jika kami pindah, kamu mungkin tidak bisa menemukan kami. Oleh karena itu kami  tidak bisa pindah dari sini.”jawab Jae Gil, ia juga memberitahu kalau Ma Roo bahkan tidak tahu kalau Jae Hee sudah menikah dengan orang lain, walaupun ia sendiri sudah memberitahunya berkali-kali tapi Ma Roo tak peduli dan tetap menunggu Jae Hee hari demi hari. Jae Hee nampak merasa bersalah.

Ma Roo sampai di rumah bersama adiknya namun sayang Jae Hee sudah pergi.
Melihat buah2an dan bingkisan di dipan rumah, Ma Roo bertanya apkah ada orang yang berkunjung sebelumnya. "Huh? Oh..”jawab Jae Gil. Ma Roo minta Jae Gil membantu menyiapkan tempat tidur untuk Cho Ko. Keduanya membaringkan Cho Ko di kamarnya.
“Apa yang dokter katakan tadi di rumah sakit?”tanya Jae Gil.
“Dokter bilang kalo Cho Ko akan baik-baik saja selama dia berhati-hati.”
Jae Gil pun memberi sebuah amplop pada Ma Roo dan mengatakan kalau Jae Hee baru saja datang tadi. “Apa kamu tidak melihatnya waktu ke sini? Dia bilang padaku untuk memberikan ini padamu.”
Ma Roo menerima amplop tersebut dan membuka isinya, ternyata amplop tersebut berisi uang. Jae Gil menyampaikan pesan Jae Hee, kalau ia akan membayar utangnya pada Ma Roo dan bilang agar Ma Roo pindah dari sana dan berhenti dengan apa yang ia lakukan sekarang dan hidup dengan normal. Jae Gil juga menambahkan agar Ma Roo tak memikirkannya (Jae Hee) lagi.

Melihat Ma Roo hanya terkesiap dengan melihat jumlah uang yang di amplop. Jae Gil mengambil dan menghitungnya. Jae Gil kaget dengan jumlah satu milyar won tersebut.  “A-Aku pikir sekitar puluhan ribu dolar, karena ka-kamu sedang susah. Apa dia telah salah membawa jumlah uangnya? Apa dia seharusnya  memberikan ini kepada orang lain?”tanya Jae Gil, Ma Roo menggeleng, ia segera mengambil amplop di tangan Jae Gil dan bergegas pergi.  Terlihat Jae Hee berjalan keluar  gang jalanan rumah Ma Roo. Karena memakai hak tinggi ia keseleo hingga hak sepatu salah satunya patah. Ma Roo terus berlari mengejar Jae Hee untuk mengembalikan uangnya. Namun terlambat, Ma Roo tak bisa mengejar Jae Hee. Ia pun  meremas amplop yang ditangannya.

Jae Hee terus menyetir, ia teringat  saat kejadian pembunuhan di mana Ma Roo mengatakan kalau ia yang akan menanggungnya dan berpesan pada Jae Hee agar terus berjalan ke depan dan tak melihat ke belakang. Jae Hee juga teringat saat ia memeluk Ma Roo dan mengatakan kalau ia tak akan melupakan hutangnya selama sisa hidupnya ia akan membayarnya selama ia masih hidup. Jae Hee nampak stress mengingat semua itu. Tapi apa yang ia lakukan sekarang? Menghianati Ma Roo yang menunggu setiap hari ~_~.

Sesampainya di rumah ternyata Eun Gi sudah menunggu di taman. Keduanya minum teh bersama di bangku taman. Eun Gi mengatakan kalau ia diam2 pergi keluar dan mungkin saja Dr. Kim frustasi oleh sebab itu Eun Gi meminta Jae Hee mengatakan padanya kalau ia baik2 saja. Jae Hee merasa lega Eun Gi sembuh dengan cepat. Eun Gi mengucapkan terima kasih, karena Jae Hee ia telah menerima perawatan darurat di pesawat.
“Aku tidak melakukan apa-apa..Dokter itu yang merawatmu.”ucap Jae Hee.
“Dokter...Mereka bilang dia bukan seorang dokter.”ujar Eun Gi. Jae Hee menjelaskan kalau dokter yang menolongnya bukanlah dokter secara formal, tapi mereka bilang dia pernah sekolah di fakultas kedokteran tetapi keluar di tengah semester. Melihat ‘dokter’ itu menyelamatkan nyawa Eun Gi, Jae Hee berpikir dia pasti sangat pintar.
“Jadi kau bertemu dengan dia "yang bukanlah seorang dokter tapi punya keahlian yang sangat pintar"? Sebenarnya aku ingin bersenang-senang dengan menginterogasimu. Tapi kondisiku kurang begitu baik hari ini”. Eun Gi pun menanyakan langsung ke inti masalahnya kenapa Jae Hee memberinya 1milyar won padanya padahal dia bukan dokter formal. Walaupun syok, Jae Hee mengatakan maksud Eun Gi agar ia bisa paham dengan yang Eun Gi ucapkan. Dengan terus terang Eun Gi mengatakan kalau ia punya mata2 untuk mengawasi Jae Hee. Seminggu setelah ibunya diusir dari rumah dan akhirnya meninggal ia akan balas dendam menemukan kelemahan Jae Hee dan mengusirnya keluar seperti Jae Hee mengusir ibunya.

“Kata-katamu sangat kasar.”ucap Jae Hee menanggapi.
“Kenapa? aku baru saja bilang tentang segala rencana dan metodeku sekarang apanya yang kasar? kau memakai sebuah topeng malaikat. Sangat menakutkan untuk tidak mengetaui seperti apa kau, dengan siapa kau berencana dan lain-lainnya. Mengambil 1 milyar won untuk "dokter gadungan" dan secara pribadi memberinya ke rumahnya.”ungkap Eun Gi pajang lebar. Kemudian Eun Gi bertanya haruskah mereka mempermudahnya dengan melihat fotonya.
“Itu sebuah hadiah atas jasanya menyelamatkan hidupmu di saat situasi darurat.”jawab Jae Hee menyembunyikan keterkejutannya. Tentu saja Eun Gi tak percaya ia malah tersedak dan tersenyum.
“Aku pikir kau orang yang pintar, tapi telah berubah menjadi begitu bodoh.”ucap Eun Gi. “Terima kasih atas perawatan darurat yang kuterima di pesawat. Putri dari pernikahanmu telah selamat. Karena itu, kau memberinya 1 milyar won.”tanyanya. Apakah Jae Hee ingin ia mempercayai semua itu.
“Di pesawat, berpura-pura memberikan perawatan darurat dan membunuh putri suamimu tanpa dicurigai. Lalu kamu memberinya 1 milyar won.”tuduh Eun Gi.

Jae Hee tak terima bukan itu maksudnya, ia bangkit dari duduknya. Eun Gi ikut bangkit dan mengatakan Jae Hee tak perlu bekerja keras mencari alasan. Eun Gi tahu kalau Jae Hee berbohong. Sebelum beranjak pergi, Eun Gi berpesan agar Jae Hee memberitahukan alasannya jika sudah tahu alasan yang bagus.
Jae Hee kembali berbohong, ia mengatakan kalau diancam yang otomatis menghentikan langkah Eun Gi. Jae Hee mengungkapkan kalau ‘dokter’ itu tahu kasus kepemilikan narkoba Eun Gi di Amerika 7 tahun lalu.
“Jika media dan para pemegang saham tahu akan ini, kamu tahu masalah apa yang akan menimpamu. Kau, dirimu sendiri, seharusnya lebih tahu daripada aku. Sebagai tambahan, Sekarang para pemegang saham sedang melihat latar belakangmu untuk keberhasilan manajemen perusahaan kelak.”beber Jae Hee. Lalu berpesan agar Eun Gi berhati-hati dengan masa lalunya.
“Jika masalahmu bisa diurus dengan baik, aku akan meminta lebih soal imbalannya. Sekarang giliranku untuk merasa kecewa.”balas Jae Hee tajam lalu bergegas pergi.

Eun Gi melangkah gontai ke kamarnya, ia teringat kejadian 7 tahun lalu.
Flashback. Seorang pria meminta tolong pada Eun Gi. “Ini bukan di Korea dan karena catatan kriminalku yang dulu, ayahku tidak bisa lagi membantuku.”ucapnya.
“Jadi kau memintaku untuk memberikan pernyataan yang salah kalau narkoba itu milikku?”tanya Eun Gi. Pria itu beralasan hal itu tak masalah karena mereka sedang pacaran. Selain Eun Gi, tak ada lagi orang yang ia bisa percaya. Eun Gi enggan mendengarkan, ia beranjak pergi namun ditahan. Pria itu yang ternyata pacar Eun Gi akan melakukan apa saja yang Eun Gi minta.
“Jika kamu membantuku,ayahku akan melakukan apapun yang kamu minta. Termasuk membantu masalah finansial perusahaanmu.”bujuknya.
“Masalah perusahaan?”tanya Eun Gi. Pacar Eun Gi mendengar kalau Taesan grup sedang dalam keadaan krisis, ayahnya bisa membantunya. “Itu bukanlah hal yang besar. Lagi pula, ini pertama kalinya buatmu, jadi kamu tidak akan dihukum dengan berat. Dalam jangka panjang, itu tidak akan menjadi masalah yang buruk.” Pria itu terus memohon pada Eun Gi. Flashback End.
   
Di kamarnya, Eun Gi mencoba menghubungi seseorang. Ternyata ia menelepon pacar Eun Gi yang meminta bantuannya dulu. Pria itu ternyata sudah menikah dengan wanita lain dan memiliki seorang putri. Eun Gi yang menelepon mendengar semua kemesraan keluarga kecil mantan pacarnya. Akhirnya Eun Gi  berbicara ditelepon setelah diam saja. Ia mengatakan kalau ia Eun Gi. “Seo Eun Gi. Kamu ingat padaku?”tanya Eun Gi. Setelah memastikan keadaannya aman, mantan pacar Eun Gi menjawabnya.
“Ya. Sudah cukup lama Tapi tiba-tiba.. ada masalah apa?”jawab mantan pacar Eun Gi.  Eun Gi menjawab kalau ia punya hal yang akan dikatakannya. 
“Waktu itu, ketika aku ditahan karena kepemilikan narkoba yang seharusnya kamu yang ditahan, untuk menyelamatkan perusahaan Ayahku? Hmm.. Seharusnya aku tidak melakukannya.”ungkap Eun Gi. “Karena dalam jangka panjang, hal tersebut tidak akan menjadi hal yang buruk? Itu juga salah.”tambah Eun Gi (kenyataannya itu akan menjadi masalah Eun Gi, jika para megang saham tahu Eun Gi pernah di penjara ia pasti tak akan menjadi presdir Taesan grup).
“Karena aku mencintaimu, karena Seo Eun Gi sangat mencintai Kim Jung Ho, dia ditahan yang seharusnya bukan dia. Jika aku bilang seperti itu. Apa kamu..percaya padaku?”tanya Eun Gi. Eun  Gi pun menutup teleponnya, Jung Ho mencoba menelepon balik namun Eun Gi tak mengangkatnya malah menceburkan ponselnya ke akuarium.

Ma Roo menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia berniat mengembalikan uang yang diberikan Jae Hee.  Ponselnya tiba2 berbunyi ternyata Jae Gil yang meneleponnya. Jae Gil berpesan untuk sementara waktu agar tak mencarinya atau meneleponnya karena ia akan bepergian ke luar negeri. Ma Roo mengiyakan ia tak akan meneleponnya. Jae Gil bertanya apa Ma Roo mengembalikan uangnya? Jae Gil membujuk Ma Roo mengambil 10% dan sisanya dikembalikan, karena buat Jae Hee jumlah itu hanya seperti membeli beberapa tas merk terkenal. Ma Roo tak menanggapinya, ia malah menyuruh Jae Gil mengurusi wanita yang disampingnya, dan mengatai wanita itu pasti 100% benar2 gila lalu menutup teleponnya.

Keluarga Seo makan bersama di meja makan di samping pengacara masing2. Selesai makan presdir Seo meminta pengacara Ahn, sekretarisnya menghadapnya setelah makan karena ada pembicaraan yang perlu mereka selesaikan. Pengacara Ahn mengiyakan, presdir Seo bersiap ke ruangannya, Jae Hee berniat mengantar namun pengacara Ahn menyela kalau ia yang akan mengatar presdir Seo karena ia juga sudah selesai makan. Dan mempersilahkan Jae Hee melanjutkan makannya, yang disetujui presdir Seo. Sekembali ke meja makan, Jae Hee menyuruh pembantunya membawa Eun Suk turun ke bawah untuk makan.

Setelah di meja makan tinggal bertiga, Eun Gi menanyakan apakah pengacara Park sudah menelepon polisi dan diiyakannya. Jae Hee tak mengerti pembicaraan keduanya. Pengacara Park mengatakan polisi perlu kesaksian dari orang yang diancam jadi Jae Hee perlu ke kantor polisi.
“Aku melaporkan dia (Ma Roo) ke polisi. Orang yang mendapatkan 1 milyar won. Setelah mengancam ibunya Eun Seok (Jae Hee).”jelas Eun Gi yang menyadari kebingungan Jae Hee. Jae Hee syok mendengarnya. Banyak hal2 yang perlu dikhawatirka akhir2 ini dan sebenarnya Eun Gi ingin menangani masalah itu sendirian namun korban pemerasan perlu pergi ke sana sendirian untuk memberikan pernyataan untuk menuntutnya. Makin syoklah Jae Hee.
Eun Gi menegaskan seharusnya Jae Hee tak menyerah dengan orang seperti itu tapi harus melawan dan menghancurkannya sampai titik darah penghabisan untuk mendapat keadilan.

Walau hujan Ma Roo masih menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia melihat Eun Gi keluar rumah diantar pengacara Park. Ma Roo pun keluar dari mobil membawa amplopnya. Ma Roo berniat menekan bel namun diurungkannya, ia pun memutuskan menuliskan penerima amplop tersebut dan menaruhnya di kotak pos surat. Baru beberapa langkah beranjak pergi, ponsel Ma Roo berbunyi, Cho Ko meneleponnya. Ma Roo khawatir karena Cho Ko menelepon sambil menangis, ia mengira sakit Cho Ko kambuh. Namun Cho Ko mengatakan kalau beberapa polisi datang mencari kakaknya dan menggeledah semua tempat.

Tentu saja Ma Roo bergegas pulang, ia tergesa-gesa menaiki tangga menuju rumahnya. Cho Ko menunggu di depan rumah dengan cemas walau hujan. Cho Ko segera menghampiri kakaknya dan memeluknya. Salah satu polisi yang datang menanyakan apakah ia Kang Ma Roo. Yang diiyakan Ma Roo. Polisi tadi menjelaskan kalau ia datang karena Ny. Han Jae Hee menuntut Kang Ma Roo atas pemerasan.
Ma Roo tak mengerti kata polisi tadi, begitu pula Cho Ko yang tak percaya kakaknya melakukan pemerasan. Polisi tadi mengajak Ma Rook e kantor polisi. Tapi Cho Ko melarang kakaknya dibawa pergi. Polisi yang satu membawa Ma Roo  yang satunya menenangkan Cho Ko.  “Orang yang menuntuku...Siapa namanya?”tanya Ma Roo pada polisi. Polisi menjawab Han Jae Hee, Ma Roo tampak menahan kemarahan.

Cho Ko mengejar polisi yang membawa kakaknya. “Ahjusshi. Kumohon jangan bawa Oppa pergi.”pinta Cho Ko. Melihat Cho Ko terus mengejarnya dan menangis sesegukan, Ma Roo meminta waktu sebentar pada polisi. Ma Roo memayungi Cho Ko agar tak kehujanan, dan mengatakan kalau ia akan segera kembali. Cho Ko menghempaskan payung yang diberikan Ma Roo, dan bersikeras tak mempercayai kakaknya berbuat seperti itu.
“Yeah memang bukan. Aku bukan orang seperti itu, jadi pulang dan masuklah.”kata Ma Roo menenangkan. Lalu menyuruh Cho Ko masuk mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya serta minum obat. Cho Ko tak mendengarkan kata2 kakaknya ia malah menyuruh kakaknya menegaskan pada polisi kalau ia bukan orang jahat. Ma Roo mengerti, ia akan melakukannya lalu meminta Cho Ko masuk ke dalam rumah dan tak mengkhawatirkan dirinya. Tapi Cho Ko menolak jika kakaknya tak ikut masuk, maka ia juga tidak akan masuk. “Rumah sakit bilang kalau kamu tidak boleh basah kena air hujan. Jika sesuatu hal terjadi, kamu bisa mati.”bujuk Ma Roo.
“Kenapa jika aku mati? KENAPA JIKA AKU MATI!!!”teriak Cho Ko.
“Ya sudah, mati lah. Kamu kehujanan di sini lalu kau mati tolol!”balas Ma Roo.

Di lain tempat Eun Gi nampak berpikir, sementara Jae Hee dalam perjalanan ke kantor polisi ditemani pengacara Ahn. Jae Hee nampak ketakutan, sampai gementaran. Pengacara Ahn memperhatikan gerak2 Jae Hee dari kaca spion. Sesampainya di depan kantor polisi, pengacara Ahn mempersilahkan Jae Hee keluar karena hujan juga sudah berhenti. 

Akhirnya Ma Roo kembali bertemu dengan Jae Hee. Ma Roo menatap tajam Jae Hee. Polisi mengatakan kalau Kang Ma Roo tidak mengakui kejahatan apapun dan tetap diam jadi mereka memanggil keduanya untuk mengkonfirmasi situasinya.
Polisi menanyakan kebenaran apakah Kang Ma Roo benar2 memeras Jae Hee sebesar 1 milyar won. Ma Roo menunggu jawaban Jae Hee, nampak Jae Hee memikirkan jawabannya.
Polisi kembali menanyakan karena Jae Hee diam saja, akhirnya Jae Hee pun memutuskan mengakui pernyataannya yang sebelumnya dinyatakan Eun Gi.
“Pria yang duduk didepanku, telah mengancam keluargaku. Dengan sebuah rahasia yang berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan, dan sebagai kondisi agar tidak menyebarkan rahasia itu,dia memeras 1 milyar won.”jelas Jae Hee. Ma Roo hanya terdiam memandang Jae Hee tak menyangka Jae Hee akan mengatakan seperti itu, kini ia tahu Jae Hee bukan Jae Hee yang ia kenal dulu.
Polisi bertanya apa Ma Roo mengakui semua itu. Ma Roo tak menjawabnya, ia berkutat dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Aku berencana memahamimu. Aku tau aku tidak punya hak untuk memiliki noona lagi. Karena Noona dan aku, sekarang berada di dunia yang sama sekali berbeda. Karena aku lebih tahu daripada siapapun di dunia ini.” Polisi kembali menanyai Ma Roo, namun Ma Roo masih terdiam.
Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini. Aku berencana untuk melupakanmu, Noona. Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini,a ku berencana untuk menyerahkanmu, Han Jae Hee kepada orang yang menginginkanmu untuk pergi!

Polisi habis kesabaran ia menggebrak meja. Jika Ma Roo terus terdiam artinya ia mengiyakan tuduhan Jae Hee.


Pengacara Ahn mengantar Jae Hee pulang ke rumah. Jae Hee mengucapkan terima kasih dan masuk ke dalam rumah. Pengacara Ahn memandang kepergian Jae Hee dengan  wajah sendu, nampaknya pengacara Ahn memiki suatu perasaan pada Jae Hee. Di dalam rumah pembantunya memberi Jae Hee amplop yang dikirim Ma Roo. Jae Hee terkejut saat begitu membukanya amplop itu berisi uang yang diberikannya pada Ma Roo dikembalikan utuh.

Di ruangannya presdir Seo memarahi Eun Gi, karena sudah mengangkat beberapa karyawan sebagai pegawai tetap. Eun Gi membela diri menurutnya  pegawai yang bekerja lebih dari 10 tahun dengan perusahaan, itu normal dan adil bagi mereka diangkat menjadi pegawai tetap. Seharusnya itu bukanlah masalah mengingat 2 tahun terakhir, Serikat Pekerja sepakat untuk pembekuan upah karena resesi ekonomi mereka seharusnya memberi mereka timbal balik.
“Jika kamu memberi mereka suatu kompromi, mereka akan segera melupakan yang lain, dan mengambil kesempatan yang kita berikan! Itu yang mereka inginkan!”seru presdir Seo. Presdir Seo berpikir mungkin mereka berterima kasih saat ini tapi bagaimana jika mereka meminta untuk menambah porsi pegawai tetap. Dan jika perekonomian menjadi buruk, dan perusahaan tidak dapat bertahan tanpa restrukturisasi. Bisakah mereka memecat mereka dengan mudah? “Kita bisa mendukung mereka semua. Jika kita bekerja sama dengan serikat pekerja sekarang, kita bisa melakukannya dengan baik.”jawab Eun Gi memberi alasan. Presdir Seo marah ia melempar asbak dan pecahan kacanya melukai wajah Eun Gi.

Presdir marah dengan pemikiran Eun Gi yang masih bau kencur tak tahu kejamnya dunia bisnis.
“Jika ada tawaran pekerjaan, mereka akan berkhianat dan bisa pergi setiap saat. Aku sudah sangat mengajarimu tentang itu, apa kamu masih belum paham?! Apa kamu bodoh?!”seru presdir Seo. Presdir Seo bertanya sampai kapan ia menunggu Eun Gi paham semua itu. “Aku tidak dapat memberikan Grup Taesan kepada seseorang yang tidak dapat melindunginya.”ucapnya. Jika bukan Eun Gi, ia masih punya Jae Hee dan Eun Suk untuk mengisis posisi Eun Gi. Presdir Seo juga mempersilahkan Eun Gi pergi jika tidak bisa menanganinya seperti ibunya. Eun Gi menahan amarah mendengar ayahnya menyingggung soal ibunya.

Di kamarnya, Eun Gi memasang plester diwajahnya yang terkena pecahan asbak tadi. Jae Hee masuk membawakan minum dan menanyakan keadaan Eun Gi.
“Mungkin tidak? Rasanya ini akan meninggalkan bekas luka.”jawab Eun Gi memperlihatkan luka di wajahnya. Jae Hee menyuruh Eun Gi beristirahat, dan beranjak pergi namun kata2 Eun Gi menghentikan langkahnya. Eun Gi  mempertanyakan jalannya pemeriksaan terkait dengan pemerasan karena yang ia dengar terdakwa dibebaskan karena tak cukup bukti. Eun Gi bertanya-tanya di mana terdakwa menyembunyikan uang 1milyar won. Jae Hee tak menggubrisnya, ia beranjak pergi.
“Kau tahu julukanku "anjing gila" kan?”ujar Eun Gi yang kembali menghentikan langkah Jae Hee. Eun Gi mengatakan polisi mungkin melepaskannya namun ia tak akan pernah melepaskannya. Walaupun ia tak tahu bagaimana perasaan Jae Hee akan hal itu. Jae Hee mendekat ke arah Eun Gi dan mengatakan kalau uang 1 milyar won sudah di tangannya karena uang itu dikembalikan padanya. Eun Gi bertanya kenapa, Jae Hee mengungkapkan karena ‘Ma Roo’ gagal menjalankan misinya membunuh putri suaminya.


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 ♪ 1000 YEARS ALWAYS BY YOUR SIDE ♪ . All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates